EJAKULASI DINI
Makalah
ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Terminologi Medis
Nama
Dosen : dr.Vita Rahmawati MH.Kes
Disusun
oleh :
Rosadelima
Mela Meilani
13.001.0
74
SEMESTER
IVA
Akademi Perekam Medis dan Informatika Kesehatan
Jl. Supratman No 100 BLK Bandung
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang
Mahakuasa karena atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan laporan
ini.
Ucapan Terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini karena atas bantuanya
penulis bisa menyelesaikan laporan ini , penulis menyadari bila dalam
penyusunan ini masih banyak kekurangan,
hal ini dikarenakan keterbatasan pegetahuan serta data yang penulis
miliki. Namun penulis berusaha untuk menyajikan laporan ini dengan sebaik
mungkin . untuk itu penulis memohon kritik dan saran dari seluruh pembaca.
Bandung, 14
Februari 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN....................................................
1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat...................................................................................................... 2
1.4 Rumusan Masalah....................................................................................... 3
BAB
II TINJUAN PUSTAKA................................................ 4
2.1
Anatomi
Sistem Reproduksi Pria.................................................. 4
2.2 Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita......................................................... 11
2.3 Pengertian
Ejakulasi Dini...........................................................................13
2.4 Tanda dan Gejala
Ejakulasi
Dini................................................................14
2.5 Penyebab Ejakulasi
Dini.............................................................................16
2.6 Patofisologi
Ejakulasi Dini......................................................................... 24
2.7 Diagnosis Ejakulasi Dini............................................................................ 25
2.8 Faktor Resiko
Ejakulasi Dini...................................................................... 28
2.9 Manifestasi Klinik
Ejakulasi Dini............................................................... 29
2.10 Pemeriksaan Fisik
Ejakulasi Dini.............................................................. 29
2.11 Pemeriksaan
Penunjang Ejakulasi Dini .................................................... 31
2.12 Pencegahan Ejakulasi Dini...................................................................... 31
2.13 Pengobatan
Ejakulasi Dini........................................................................ 36
2.14 Penatalaksanaan
Ejakulasi
Dini................................................................36
BAB
III PEMBAHASAN...............................................................................37
3.1 Struktur
Sperma..........................................................................................37
3.2 Siklus
Ejakulasi..........................................................................................40
3.3 Pengaruh Masturbasi
terhadap resiko terkena Ejakulasi Dini...................41
3.4 Jenis-Jenis
Ejakulasi
Dini..........................................................................43
3.5 Bahaya Ejakulasi
Dini bagi Pasangan Suami Istri....................................44
BAB
IV KESIMPULAN DAN
SARAN.......................................................46
4.1
Kesimpulan................................................................................................46
4.2
Saran..........................................................................................................46
BAB
V DAFTAR
PUSTAKA........................................................................47
Terminologi
Medis.........................................................................................48
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sistem reproduksi Pria atau sistem kelamin pria terdiri dari sejumlah organ seks yang
merupakan bagian dari proses reproduksi manusia. Organ
reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris. Pada umumnya reproduksi baru dapat
berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh
kelenjar-kelenjar endokrin dan
hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Tanda utama seorang pria sudah memasuki masa
pubertas adalah pada saat pria
mengalami mimpi basah (Emisio Nocturnal) yang terjadi antara usia 10-14 tahun. Mimpi basah adalah proses
keluarnya cairan semen yang mengandung sel sperma pada saat tidur. Sedangkan ejakulasi adalah proses pemakaian
air mani dari penis, yang biasanya terjadi pada akhir siklus seksual laki-laki.
Ketika seorang pria sedang terangsang secara seksual, kolam semen dalam saluran
ejakulasi, yang terletak di mana vas deferens memenuhi vesikula seminalis, kelenjar prostat belakang dan di dalam panggul
laki-laki. Ketika gairah seksual mencapai puncaknya, otot-otot dalam kontrak
kelenjar penis dan prostat, memaksa air mani melalui uretra dan keluar dari
ujung penis.
Kebanyakan laki-laki mengalami
ejakulasi setelah mereka mulai melewati masa pubertas. Jumlah air mani umumnya
sangat kecil pertama kalinya. Saat anak laki-laki melewati masa pubertas,
jumlah air mani yang dilepaskan selama ejakulasi meningkat dan ejakulasi
mengandung lebih banyak hidup sperma. Pria dapat melepaskan sesedikit 0,1
mililiter (mL) dan sebanyak 10 mL air mani, tergantung pada berapa lama sudah
sejak terakhir ejakulasi, dan jumlah dan durasi rangsangan seksual sebelum
ejakulasi. Beberapa pria mengalami masalah baik sesekali atau kronis dengan
ejakulasi dini. Kondisi ini bisa terjadi karena stres fisik atau emosional,
atau kurangnya kepercayaan.
1.2 Tujuan
1.
Mahasiswa
mengetahui anatomi sistem
reproduksi pria.
2.
Mahasiswa
mengetahui struktur sperma pada sistem reproduksi pria.
3.
Mahasiswa
mengetahui pengaruh masturbasi terhadap resiko terkena Ejakulasi Dini.
4.
Untuk
mengetahui bahaya Ejakulasi Dini bagi pasangan suami istri
5.
Mahasiswa
mengetahui penyebab, gejala, pemeriksaan, dan pengobatan pada penyakit
Ejakulasi Dini.
1.3 Manfaat
1.
Meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai anatomi system
reproduksi pria.
2.
Memahami dan mempelajari mengenai Ejakulasi Dini.
1.4 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
struktur sperma pada sistem reproduksi pria?
2.
Bagaimana
siklus/tahapan dari ejakulasi?
3.
Bagaimana
pengaruh masturbasi terhadap resiko terkena Ejakulasi Dini?
4.
Apa
saja jenis-jenis Ejakulasi Dini?
5.
Apa
saja bahaya Ejakulasi Dini bagi pasangan suami istri?
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Anatomi
Sistem Reproduksi Pria
A. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar).
A. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar).
1)
Penis
Penis terdiri dari:
- Akar (menempel pada didnding
perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari
penis)
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang
uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans
penis. Dasar glans penis disebut korona.
Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi),
kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan
penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
- 2 rongga yang berukuran lebih
besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
- Rongga yang ketiga disebut
korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka
penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).
2.)
Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat)
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat)
3.)
Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon
testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
a)
Membentuk
gamet-gamet baru yaitu spermatozoa,
dilakukan di Tubulus seminiferus.
b)
Menghasilkan
hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).
B. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar
prostat dan vesikula seminalis.Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian :
1.) Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma
dari epididimis. Saluran
ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan
membentuk duktus ejakulatorius.
Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas
deferens dan membentuk korda spermatika.
2.)
Uretra
Uretra berfungsi 2 fungsi:
- Bagian dari sistem kemih yang
mengalirkan air kemih dari kandung kemih
- Bagian dari sistem reproduksi
yang mengalirkan semen.
3.)
Kelenjar Prostat
Kelenjar
prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi
bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar
sejalan dengan pertambahan usia.
Prostat mengeluarkan sekret cairan yang bercampur secret
dari testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi
urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50
kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
- Lobus
posterior
- Lobus
lateral
- Lobus
anterior
- Lobus
medial
Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan
vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki
panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
4.)
Vesikula seminalis
Prostat
dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi
sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang
membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam
kepala penis.
Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang
mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen
C. Duktus Duktuli
C. Duktus Duktuli
1.)
Epididimis
Merupakan
saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang
dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup
testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan
parietal.
Saluran
epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa
melalui duktuli eferentis merupakan
bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm,
berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis
tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi
dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum
di ejakulasi, dan memproduksi semen.
2.)
Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.
3.)
Uretra.
Uretra
berfungsi 2 fungsi:
-
Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
-
Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
D. Bangunan Penyokong atau Penyambung
Funikulus Spermatikus Bagian penyambung yang berisi
duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf
2.2 Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
1.
Hormon pada Laki-laki
Ø
FSH
Menstimulir spematogenesis.
Menstimulir spematogenesis.
Ø
LH
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
Ø
Testosteron
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
Efek
hormon testoteron pada pria:
Sebelum
lahir:
a)
Maskulinasi saluran reproduksi dan genital
eksterna
b)
Mendorong
penurunan testis ke skrotum
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari.
Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit
primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid.
Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa.
Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan
ekor.
2.3 Pengertian Ejakulasi Dini
Ejakulasi
dini (bahasa
Inggris: Premature ejaculation)
terjadi ketika pria mengalami orgasme dan mengeluarkan air mani setelah melakukan aktivitas
seksual serta dengan stimulasi penis yang minimal. Hal tersebut dapat
disebut ejakulasi secara cepat,
klimaks cepat, atau klimaks sejak dini.
Meskipun pria yang
mengalami ejakulasi dini menganggap dirinya tidak memiliki tenaga setelah
ejakulasi, ternyata menurut penelitian banyak dari pria yang berharap bisa
bertahan lebih lama.
Pria yang mengalami
ejakulasi dini dilaporkan memiliki keharmonisan yang terganggu, dan terkadang
menolak melakukan hubungan seksual karena merasa malu dengan penyakit yang
dialami. Dibandingkan dengan pria, wanita tidak terlalu mempermasalahkan
ejakulasi dini yang dialami pasangannya, tetapi dari beberapa penelitian
menunjukkan kondisi tersebut yang menyebabkan ketidakharmonisan
2.4 Tanda
dan Gejala Ejakulasi Dini
1. Jika seseorang berejakulasi sebelum dirinya dan atau pasangannya merasa puas, maka bisa
dianggap seseorang menderita ejakulasi dini.
2. Para profesional medis
umumnya sepakat bahwa jika ejakulasi terjadi dalam waktu kurang dari 2 menit,
maka seseorang memiliki masalah ejakulasi yang terlalu cepat.
3. Mengalami ereksi yang sangat cepat. Mungkin ini dianggap sebagai sesuatu yang positif, tapi jika
ditinjau dari skala kinerja gairah seksual, maka hal tersebut bisa pula
pertanda negatif. Jika skala kinerja seksual anda 1-10 ( dimana angka 1 adalah tahap
awal gairah seks dan 10 adalah tahap ejakulasi). Seorang pria yang menderita
ejakulasi dini berjalan melalui skala dari 1 sampai 10 jauh lebih cepat
daripada rata-rata pria lainnya. Inilah sebabnya mengapa penderita ejakulasi
dini bisa mendapatkan ereksi yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan
rata-rata pria lainnya.
4. Selama hubungan seksual
terjadi, sudah ada perasaan dari dalam diri seseorang yang memberitahunya bahwa kinerja seksualnya sedang tidak normal. Ini
adalah gejala ejakulasi dini secara psikis.
5. Seorang penderita dapat
mengalami ejakulasi tanpa stimulasi seksual, baik itu fisik seperti rabaan dan
ciuman, maupun mental seperti rangsangan visual, menonton film porno atau
berkhayal erotis.
6. Sebagian besar penderita
mengalami ejakulasi hanya dengan rangsangan visual saja (mental). Ini
disebabkan karena otot PC Muscle tidak cukup kuat untuk menahan desakan
ejakulasi saat secara visual terangsang. Jika seseorang menonton film porno dan
mengalami orgasme maka itu adalah gejala ejakulasi dini.
7. Kesulitan mengontrol
ejakulasi ketika kaki melebar dan menyebar terpisah. Ketika
seseorang yang menderita ejakulasi dini melakukan masturbasi, dia mungkin akan sulit mengendalikan ejakulasinya jika
kedua kakinya menyebar terbuka (jauh terpisah satu sama lain). Namun,
sebaliknya, ketika dia melakukan masturbasi dengan kaki menyentuh satu sama
lain, dia akan lebih mampu mengontrol ejakulasinya.
8. Ada tetes urin setelah
selesai buang air kecil. Gejala yang satu ini agak kontroversial, karena tidak
mempengaruhi semua penderita ejakulasi dini. Beberapa penderita ejakulasi dini
melaporkan bahwa setelah selesai buang air kecil, mereka memiliki kecenderungan
untuk menumpahkan beberapa tetes lagi. Para peneliti percaya bahwa penyebab hal
ini adalah karena pasien ejakulasi dini memiliki otot PC yang sangat lemah yang
menyebabkan tumpahan urin berlebihan.
2.5 Penyebab
Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini adalah keluhan
nomor satu wanita terhadap pria, seorang wanita pada umumnya membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk mencapai orgasme
(puncak kenikmatan seksual). Jika pria membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk
mencapai ejakulasi maka wanita umumnya butuh 5-10 menit untuk mendapatkan
orgasmenya. Seorang pria disebut
mengidap ejakulasi dini jika sudah berejakulasi sebelum pasangannya mengalami
orgasme.
Istri yang kecewa karena suami
terlalu cepat selesai tentu tidak mengenakkan bagi suami dan akan terus
berimbas pada kondisi psikis dan membuat suami menjadi malu atau rendah diri.
Karena itu jika masalah ejakulasi dini ini tidak diobati akan mengganggu
keharmonisan rumah tangga.
Dari penelitian setidaknya ada
banyak hal yang mempengaruhi mengapa seorang pria keluar terlalu cepat. Tetapi
umumnya penyebab-penyebab itu dapat digolongkan menjadi dua faktor utama yaitu
penyebab fisik dan psikis.
A. Faktor
penyebab fisik
Seperti
dijelaskan sebelumnya, hubungan seks 5
menit atau ejakulasi dini adalah
salah satu masalah seks yang banyak diderita kaum pria yang ditandai dengan
ketidakmampuan menahan desakan ejakulasi saat menerima stimulasi seksual. Daya
tahan rendah ini berkaitan dengan lemahnya fungsi saraf parasimpatis dan menonjolnya fungsi simpatis tubuh. Beberapa hal
yang bersifat fisik dapat menyebabkan terjadinya ejakulasi dini pada pria,
antara lain adanya perubahan pada kelenjar prostat, penyakit diabetes, gangguan
pada saraf dan karena kegagalan dalam mengendalikan titik ejakulasi. Berikut
ini beberapa faktor fisik yang dapat menyebabkan ejakulasi dini:
1. Berkurangnya
produksi serotonin
Serotonin adalah zat yang dihasilkan oleh
otak manusia yang berfungsi mengatur proses ejakulasi. Zat serotonin disalurkan
melalui neurotransmitter di otak untuk menghambat terjadinya
ejakulasi.
Ketika
tubuh pria memproduksi serotonin dalam
jumlah sedikit, maka kondisi ini akan menghasilkan ejakulasi yang terlalu
cepat. Menipisnya jumlah serotonin di otak dan saraf di tulang belakang
yang memodulasi pergantian fungsi otonom otak dari mode parasimpatis ke mode simpatis
(fungsi saraf dimana ejakulasi akan terjadi). Kekurangan serotonin secara
berlebihan akan memicu perubahan dopamin/norepinefrin
menjadi adrenalin (epinefrin) pada
mode simpatis tubuh. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan suasana hati,
kecemasan, stres, hipertensi dan kelelahan.
Secara
alami, produksi serotonin mencapai puncaknya pada masa usia paruh baya dan
jumlahnya akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Kendati
demikian, seorang pria bisa menyiasati berkurangnya produksi serotonin dengan
menjalankan hidup sehat, menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk, dan
mengkonsumsi makanan penambah vitalitas pria.
2.
Masalah hormon sebabkan ejakulasi dini
Kurangnya hormon Dopamin dalam otak juga dapat
meyebabkan pria mengalami ejakulasi dini, kekurangan dopamin akan melemahkan
fungsi hipofisis-testis dan
fungsi tiroid. Sebagai hasilnya, pria akan mengalami defisiensi testosteron, kehilangan kejantanan, mengecilkan ukuran
penis dan kehilangan rasa pecaya diri.
Terlalu sering mengeluarkan cairan kelenjar bulborethal yang
mengandung prostaglandin E-2 yang
merangsang pematangan atau pembukaan katup ejakulasi. Untuk memperpanjang
ereksi selama 2-3 jam, tubuh membutuhkan banyak hormon seperti DHEA, androstenedion, testosteron dan estrogen.
Rendahnya produksi prostaglandin E-1 (PGE-1) akibat
adanya penipisan zat kimia dan hormon. PGE-1 melemaskan jaringan spons penis
dan meningkatkan sarap parasimpatis untuk ereksi yang keras. PGE-1 dapat
menyebabkan penis ereksi dan bertambah panjang.
3.
Gangguan sistem saraf menyebabkan ejakulasi dini
Gangguan sistem syaraf pada area genital (wilayah
sekitar alat kelamin pria) juga bisa menyebabkan terjadinya ejakulasi dini.
Sistem saraf alat kelamin berhubungan dengan kepekaan menanggapi rangsangan
akibat bersentuhan dengan alat kelamin wanita. Pada saat alat kelamin pria
terlalu responsif menanggapi stimulasi seksual, maka pria akan lebih cepat
mengalami ejakulasi.
Penipisan otak dan penurunan tingkat asetilkolin
sinaptik yang
penting bagi komunikasi saraf, penginderaan dan fungsi pergantian energi yang
dibutuhkan pada mode parasimpatis termasuk penurunan fungsi organ seks ketika
ereksi terjadi. Defisiensi dari asetilkolin
adalah penyebab impotensi dan ereksi lemah yang menyebabkan terjadinya
ejakulasi dini. Hal ini juga yang akan menurunkan fungsi hati, fungsi adrenal
dan testis yang mengakibatkan tubuh kekurangan Nitric Oxide, DHEA, androstenedion dan testosteron.
Kurangnya hormon seks dalam otak menyebabkan pria kehilangan libido.
Terjadinya abrasi pada saluran-saluran ejakulasi
prostat dan neuromuskuler menyebabkan terjadinya ejakulasi dini pada saat tubuh
menerima stimulasi seksual baik itu melalui penglihatan, pendengaran maupun
dengan penetrasi. Hal ini juga menyebabkan ukuran prostat membesar dan melemahkan
kekuatan “semprotan” sperma ketika ejakulasi, dan melemahkan kontrol atas air
seni. Secara umum diperlukan 3-12 bulan untuk memperbaiki ujung syaraf yang
rusak dan memperbaiki pembesaran prostat bisa dilakukan dalam satu
bulan.
Bukan hanya itu, gangguan sistem saraf pada seluruh
kulit tubuh pria juga dapat berpengaruh pada sejumlah kasus penyebab ejakulasi dini. Misalnya,
setelah mengalami kecelakaan kendaraan bermotor, seorang pria mengalami
gangguan saraf menjadi lebih mudah terangsang ketika melihat seorang wanita
seksi. Akibatnya, pria tersebut akan lebih sering berejakulasi tanpa ia
kehendaki yang berujung pada disfungsi
ereksi.
B.
Faktor penyebab psikis (Non-Fisik)
Selain penyebab fisik, faktor-faktor non fisik juga memberi andil
terjadinya ejakulasi dini pada pria. Misalnya, pasangan wanita sedang
menderita sakit, tekanan kerja yang meningkat, masalah keluarga yang belum
terselesaikan, orientasi seksual yang salah, kurang pengalaman dalam seks,
suasana rumah yang tidak mendukung ketika bercinta, kecemasan, perasaan takut
gagal dan fantasi seks yang berlebihan.
Ketakutan
atau kegelisahan juga bisa menjadi penyebab ejakulasi dini. Beberapa contoh pikiran yang
membuat pria berejakulasi dini adalah perasaan resah tidak bisa memuaskan
pasangannya atau banyaknya pikiran tentang pekerjaan. Tekanan dari dalam inilah
yang justru membuatnya orgasme lebih awal. Istri yang terlalu bersemangat juga
bisa menyebabkan pria mengalami ejakulasi atau orgasme yang terlalu cepat.
1.
Rangsangan seksual berlebihan sebabkan ejakulasi dini
Rangsangan berlebih adalah
penyebab ejakulasi dini Salah satu faktor
penyebab ejakulasi dini secara psikis adalah karena adanya rangsangan yang berlebihan.
Hal ini biasanya dialami oleh pasangan muda, khususnya pada masa pengantin
baru.
Gairah pria muda pada umumnya cenderung
meledak-ledak ketika mereka baru pertama kali aktif melakukan hubungan seksual
dengan pasangannya. Rangsangan yang diterima dan ditanggapi dengan frekuensi
yang lebih sering akan menghasilkan dorongan seks yang berlebih pula.
Oleh karena itu, sering kita jumpai pria pengantin
baru yang mengeluh karena penisnya terlalu cepat berejakulasi. Mereka tidak
paham bahwa kondisi tersebut dinamakan ejakulasi dini. Namun seiring dengan
bertambahnya waktu mereka akan semakin matang dalam menjalani kehidupan seksual
sehingga mampu mengontrol rangsangan dan melakukan hubungan seks lebih lama
dari biasanya. Hal ini membutuhkan waktu dan latihan yang berulang-ulang.
2.
Faktor psikologis dan kejiwaan
Hal kedua yang menyebabkan pria mengalami ejakulasi
dini adalah faktor psikologis atau kejiwaan. Pikiran yang cemas terhadap
kondisi lingkungan, stres yang berlebihan, dan kegelisahan yang dibawa ke atas
ranjang akan menyebabkan pikiran pria tidak bisa konsentrasi berhubungan
seksual. Pikiran yang terbawa ke masalah lain di luar hubungan seksual akan
menyebabkan pria ingin segera cepat-cepat menyelesaikan aktifitas seksualnya
dengan pasangannya.
Saat sedang stres, cemas atau gelisah, jantung akan
memompa lebih banyak darah dari biasanya ke seluruh tubuh termasuk ke penis.
Detak jantung yang meningkat dan aliran darah yang deras akan merangsang
kinerja seksual pria dan menyebabkannya tidak tahan lama atau cepat
berejakulasi.
Faktor kecemasan juga menjadi alasan mengapa banyak
pria yang sedang berselingkuh dan berhubungan seks dengan wanita yang bukan
isteri sahnya akan mengalami ejakulasi dini. Pria tersebut was-was jika
hubungan intim dengan wanita lain tersebut akan diketahui oleh orang lain.
Akibatnya, pria tersebut ingin segera mencapai orgasme tanpa memperhatikan
kondisi wanita apakah sudah mencapai puncak kenikmatan seksual atau belum.
Pengalaman seksual di masa muda juga turut memberi
andil terjadinya ejakulasi dini secara psikis. Seks yang terburu-buru dan
pengalaman seks yang tidak menyenangkan akan memberi respon pada otak untuk
mempercepat proses ejakulasi. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap
cepatnya terjadi ejakulasi.
3.
Masturbasi yang terlalu sering
Masturbasi terlalu
sering menyebabkan ejakulasi dini,
apalagi jika masturbasi dilakukan dengan teknik yang salah. Masturbasi
menyebabkan tubuh terbiasa berada dalam mode simpatis, sebuah mode tubuh yang
bekerja ketika ejakulasi terjadi. Ejakulasi yang terlalu sering
menyebabkan prostat memiliki refleks ejakulasi. Logikanya mirip dengan
pelatihan respon intuitif pada seni bela diri yang mendorong respon simpatis
otak.
Terlalu sering melakukan masturbasi akan menyebabkan
terjadinya perubahan kimiawi di dalam tubuh. Masturbasi berlebih akan
menstimulasi sistem syaraf parasimpatis dan menyebabkan tubuh memproduksi
hormon seks sehingga fungsi tubuh masuk ke mode simpatik, sebuah mode dimana
ejakulasi akan terjadi.
Demikian dua
penyebab utama terjadinya ejakulasi dini. Setidaknya ada 4 cara mengatasi ejakulasi dini yang bisa anda praktekkan.
Penyembuhan total sebaiknya melibatkan kedua belah pihak, suami dan istri.
Komunikasi dan mencari jalan keluar bersama adalah solusi untuk menyembuhkan
penyakit ejakulasi dini.
2.6 Patofisiologi Ejakulasi Dini
Proses ejakulasi berada di bawah pengaruh saraf otonom. Asetilkolin berperan
sebagai neurotransmitter ketika
saraf simapatis mengaktifasi kontraksi dari leher kandung kemih, vesika
seminalis dan vas deferens. Reflex ejakulasi berasal dari kontraksi otot bulbokavernosus
dan ischiokavernosus serta di control oleh saraf pudendus.
Singkatnya, ejakulasi terjadi karena mekanisme reflex yang di cetuskan oleh
rangsangan pada penis melalui saraf sensorik pudendus yang terhubung dengan
persarafan tulang belakang ( T12-L2 ) dan korteks sensorik ( salah satu bagian
otak).
Mengapa reflex ini dapat terjadi sebelum pria tersebut menginginkannya?
Penelitian terakhir mengemukakan bahwa terdapat gangguan respon penis pria
dengan ejakulasi dini. Penelitian yang dilakukan oleh Xin dan kawan-kawan serta
di muat di dalam J.Urol mengukur kadar sensorik penis menggunakan
biothesiometry pada pria dengan ejakulasi dini dan membandingkannya dengan
kadar yang normal. Pada pria tanpa ejakulasi dini, pengukuran kadar sensitivitas
penis meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Nemun pada pria dengan
ejakulasi dini , justu sensitivitas semakin menurun seiring dengan bertambahnya
usia. Penelitian lanjutan mengemukakan bahwa pria dengan ejakulasi dini
memiliki sensitivitas lebih tinggi daripada pria tanpa ejakulasi dini.
2.7 Diagnosis Ejakulasi Dini
Menurut
European Urologists Association dalam guideline tahun 2009, dalam menegakkan
diagnosis pasien dengan ejakulasi dini ada beberapa cara:
A.
Intravaginal
Ejaculation Latency Time (IELT) yakni suatu metode dengan menggunakan stopwatch
yang digunakan oleh pasien dengan cara menghitung berapa lama sejak mulai
penetrasi seksual sampai timul ejakulasi. Seorang pria dikatakan mengalami
ejakulasi dini jika IELT ≤ 2 menit.
B.
Premature
Ejaculation Diagnostic Tool (PEDT) yakni suatu metode dengan menggunakan
kuisioner berupa pertanyaan yang menyangkut tentang aktifitas seksual, kepuasan
dan keluhan psikoogis pasien. Penilaian dari pemeriksaan ini adalah: ejakulasi
dini jika skor PEDT ≥ 11, kemungkinan ejakulasi dini jika skor PEDT antara
9-10, normal jika PEDT ≤ 8.
C.
Arabic
Index of Premature Ejaculation (AIPE): terdiri atas 7 pertnyaan kuisioner yang
dikembangkan dari Saudi Arabia untuk menilai hasrat seksual, kekerasan ereksi
untuk hubungan seksual yang memadai, waktu ejakulasi, control, kepuasan pasien
dan pasangannya, kecemasan atau depresi.
Namun, metode yang
paling direkomendasikan adalah metode yang kedua yakni, dengan PETD. Berikut
petikannya:
Alat Diagnostik Ejakulasi Dini
(Premature Ejaculation Diagnostic Tool/PEDT) Kuisioner ini untuk membantu
mengidentifikasi pria yang bermasalah dengan ejakulasi yang terlalu cepat
selama aktivitas seksual.
Definisi:
Ejakulasi disini
artinya ejakuasi (mengeluarkan semen) setelah penetrasi (ketika penis masuk ke dalam vagina). Tabel kuisioner
PETD
|
Tidak
sulit
Sama
sekali
|
Agak
Sedikit
Sulit
|
Sulit
|
Sangat sulit
|
Sangat
sangat sulit
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Hampir
Tidak
pernah
atau
tidak
pernah
0%
|
Kurang
dari
separuh
25%
|
Sekitar
Separuh
50%
|
Lebih
Dari
Separuh
75%
|
Hampir
Selalu
Atau
Selalu
100%
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Tidak
sama sekali
|
Sedikit
Frustasi
|
Frustasi
|
Sangat
Frustasi
|
Sangat
Sangat
frustasi
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
2.8
Faktor Resiko Ejakulasi Dini
A. Disfungsi
ereksi
Disfungsi ereksi adalah gaangguan proses
ereksi pada laki-laki. Ejakulasi dini dapat terjadi jika seseorang sering
mengalami gangguan dalam mempertahankan ereksi secara konsisten.Perasaan takut
kehilangan ereksi, menyebabkan seseorang terburu-buru untuk menyelesaikan
hubungan seksual.
B. Masalah kesehatan
Masalah medis menyebabkan seseorang
merasa cemas selama melakukan hubungan seks, seperti masalah jantung, dapat
menyebabkan seseorang secara sadar terburu-buru untuk ejakulasi. Aterosklerosis
( penyempitan pembuluh darah ) menyebabkan aliran darah menuju penis, diabetes
menyebabkan darah menjadi lebih kental sehingga mempengaruhi aliran darah
menuju penis.
C. Stress
Stress dan tekanan emosional atau mental
di segala bidang kehidupan dapat mempengaruhi terjadinya ejakulasi dini, sering
membatasi keemampuan seseorang untuk menikmati dan focus selama hubungan
seksual.
D.
Obat tertentu
Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi
neurotransmitter dalam otak seperti trifluoperazine ( stelazine ) yang di
gunakan untuk mengatasi kegelisahan dan masalah kesehatan mental.
2.9
Manifestasi
Klinik
Ø
Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi dalam
satu menit atau kurang pada saat melakukan penetrasi vagina.
Ø
Ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi pada semua atau
hampir saat melakukan penetrasi vagina.
Ø
Kehidupan pribadi yang negative, seperti stress,
frustasi atau menghindari keintiman seksual.
2.10
Pemeriksaan
Fisik
A. Mudah
lelah, sulit berkonsentrasi, saat memiliki waktu luang lebih banyak di gunakan
untuk melihat gambar, film ataupun berimajinasi tentang hal- hal yang
membangkitkan libido.
B. Sirkulasi Hipertensi
dan Aterosklerosis
C. Integritas ego
Kecemasan,
malas, takut ketidakmampuan dalam berhubungan seksual terutama kepada pasangan,
pasangan tidak mampu menerima keadaan suaminya karena tidak mendapatkan
kepuasan saat berhubungan seksual.
D. Eliminasi
Normal
E. Makanan/ cairan
Penurunan
nafsu makan, anoreksia
F. Nyeri/ kenyamanan
Tidak
nyaman dalam berhubungan seksual
G. Seksualitas
Ketidakmampuan
dalam mempertahankan ejakulasi, penurunan libido
2.11
Pemeriksaan Penunjang Ejakulasi Dini
Pada
pria dengan ejakulasi dini dan tanpa permasalahan medis umum lainnya, tidak ada
pemeriksaan Lab konvensional yang dapat membantu atau mempengaruhi pemilihan
jenis terapi.
Pemeriksaan
kadar testosterone dan prolactin serum cocok dilakukan jika ejakulasi dini di
sertai dengan permasalahan impotensi.
2.12
Pencegahan
Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini kerap menghantui pasangan
suami istri. Pola makan, gaya hidup dan lingkungan berperan penting dalam
gangguan seksual tersebut. Berikut 10 cara mencegah ejakulasi dini yang bisa
anda terapkan, supaya kehidupan rumah tangga anda semakin harmonis dan bahagia:
Ø
Penekanan
batang penis
Begitu
anda merasa sperma anda keluar, sebaiknya menekan batang penis menggunakan dua
jari anda. Tujuannya supaya sperma tidak cepat keluar, saat anda sedang
berhubungan intim.
Ø
Kacaukan
pikiran
Agar
tahan lama, anda bisa memikirkan suatu hal yang tidak berhubungan dengan
aktivitas seks. Jadi ketika berhubungan seks, coba untuk mengalihkan perhatian
dari aktivitas seks tersebut. Tujuannya utuk menahan terjadinya ejakulasi dini.
Memang cara ini bisa mengurangi kenikmatan dalam berhubungan intim. Pasangan
anda pun biasanya memahami kalau anda tidak menikmati hubungan tersebut..
Ø
Memakai
kondom tebal
Sensitivitas
penis bisa dikurangi dengan pemakaian kondom tebal. Metode ini dianggap ampuh
dalam menghasilkan hubungan seks yang tahan lama. Karena dinding vagina tidak
langsung bersentuhan dengan kulit penis yang sangat sensitif, terutama pada
bagian kepala penis. Kenikmatan berhubungan intim bisa saja berkurang, baik
dirasakan oleh anda maupun pasangan.
Ø
Konsumsi
obat-obatan
Hormon
serotonin berperan penting saat anda berhubungan intim. Anda bisa mengkonsumsi
obat-obatan yang berkhasiat sebagai anti depresi dan meningkatkan kadar hormon
serotonin. Sayangnya obat ini bisa membuat libido seks anda menurun dan
ketergantungan. Resep dokter sangat diperlukan bila anda ingin mengkonsumsi
obat tersebut.
Ø
Mencabut
penis sebelum sperma keuar
Segera
keluarkan penis anda dari vagina pasangan, bila telah merasa akan ejakulasi.
Tenagkan pikiran dan mengalihkan pada urusan lainnya supaya ejakulasi dini bisa
dihindari dan tetap menjaga kekuatan ereksi. Kondisi ini biasanya dibenci para
wanita, karena mereka lebih menyukai kalau penetrasi dilakukan tanpa jeda
hingga mencapai orgasme.
Ø
Operasi
Saraf
Operasi
saraf diyakini bisa meminimalisir terjadinya ejakulasi dini para pria. Beberapa
negara telah menerapkan metode ini, sayangnya biayanya sangat mahal dan
beresiko tinggi. Sehingga cara ini kurang popular di masyarakat kita.
Ø
Melatih
Relaksasi
Latihan
relaksasi pada tubuh dan pikiran anda sangat bermanfaat dalam mengurangi
kecemasan dan ketegangan dalam berhubungan intim. Karena kecemasan dan
ketegangan terbukti bisa memperparah ejakulasi dini. Anda bisa memanfaatkan
berbagai musik relaksasi sambil berbaring untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
Ø
Terapi
Seksual
Cara
mengontrol ejakulasi dini ini bisa dilakukan dengan bantuan pasangan anda.
Istri bisa meng-onani suami yang sedang dalam kondisi berbaring telentang. Hal
tersebut dilakukan hingga ejakulasi akan terjadi. Bila orgasme tau ejakulasi
akan terjadi, pasangan anda bisa menekan penis memakai jari telunjuk, jari
tengah dan ibu jari. Dilakukan beberapa detik guna mencegah ejakulasi terjadi .
terapi seksual ini bisa anada terapkan berulang-ulang, hingga anda mendapatkan
hasil yang optimal.
Ø
Latihan
Kegel
Latihan kegel biasanya diterapkan pada
wanita guna mengontrol keluarnya urin. Tapi ternyata cara ini bisa diterapkan
pada pria yang kerap mengalami ejakulasi dini. Latihan ini merupakan latihan
otot dasar panggul Puboccoccygeus (PC)
atau dikenal juga dengan istilah Pelvic Floor Muscle.
Otot bagian ini biasa dikenal juga dengan
istilah otot seksual. Dikarenakan fungsinya yang mendukung rectum, uterus,
penis, vagina dan organ reproduksi lainnya yang bisa memungkinkan terjadinya
ejakulasi pada pria dan wanita. Cara menemukan tempat otot tersebut berada bisa
dengan cara menghentikan air kencing ketika sedang buang air kecil. Setidaknya
anda melakukannya 3 kali supaya lokasi otot tersebut bisa terdeteksi. Metode
latihan kegel ini diciptakan oleh Dr.Arnold Kegel.
Dia adalah seorang gynecologist yang telah mengenalkan metode ini sejak 1945. Latihan
kegel ini adalah serangkaian gerakan yang sangat bermanfaat dalam melatih
kontraksi otot dasar panggul hingga berkali-kali. Tujuanya untuk meningkatkan
kemampuan kontraksi otot dan tonus.
Latihan ini baru kan kelihatan hasilnya setelah dilakukan minimal 6 minggu.
Pola latihan ini ternyata telah
dikembangkan oleh Zilberger sejak 1978. Penguatan berbagai otot panggul tetap
menjadi fokus utama dalam latihan ini. Selain otot panggul menjadi kuat, penis
anda juga terasa lebih kuat dan memuaskan dalam hubungan intim. Anda bisa
melakukan pengencangan otot-otot tersebut minimal 10 kali dan mengendorkannya
sebanyak 10 kali per harinya. Anda akan merasa terbiasa dalam penundaan
ejakulasi, supaya anda bisa meraskan orgasme berkali-kali.
Ø
Memanfaatkan
Ramuan Herbal
Berbagai
obat herbal ditawarkan guna mengatasi keluhan ejakulasi dini. Obat herbal ini
beredar dalam bentuk pil, kapsul, cair, dan sebagainya. Tetapi anda harus
selektif dalam memilih obat herbal tersebut. Pastikan produk tersebut memang
sangat berkhasiat dan telah dibuktikan banyak orang.
Cermati segala kandungan produk apakah
sudah terdaftar resmi di lembaga terkait, aturan pakai, efek samping dan lain
sebagainya. Jangan sampai anda mengkonsumsi obat herbal palsu karena pasti
sangat merugikan anda. Berbagai informasi produk herbal untuk ejakulasi dini
yang telah terbukti berkhasiat bisa anda kumpulkan.
Tujuannya meminimalisir anda salah dalam
mengkonsumsi obat. Pastikan juga anda membeli produk tersebut pada penjual yang
terpercaya. Sehingga apabila muncul hal yang tidak diinginkan, anda bisa
menanyakan pada mereka. Jangan pernah coba-coba pada produk baru yang belum
teruji kehebatan dan keamanannya. Karena itu sangat beresiko, karena tidak
sedikit kasus yang berujung pada kematian.
2.13
Pengobatan
Ejakulasi Dini
Obat-obat
yang sering dipakai, antara lain: Phosphodiesterase inhibitor (PDE), misalnya: sildenafil.
Obat ini tidak boleh digunakan lebih satu kali dalam sehari. Digunakan sebagai
pilihan pertama tanpa memandang penyebabnya, karena efektif bagi sebagian besar
penderita disfungsi ereksi.
Cara lain
adalah:
·
Vacuum
constriction, Pembedahan, dilakukan untuk memperbaiki pembuluh
darah penis (revaskularisasi).
·
Penis tiruan (protesis
penis), merupakan pilihan terakhir jika semua upaya tidak memberikan hasil
yang memadai.
2.14
Penatalaksanaan
Ejakulasi Dini
Ø
Pertama-tama disarankan untuk melakukan sex therapy.
Ø
Jika sex therapy tidak berhasil, maka lakukan cara
yang kedua yaitu menggunakan obat. Obat untuk mengatasi ejakulasi dini adalah
obat yang berkhasiat mengontrol ejakulasi.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Struktur Sperma
Sperma adalah gamet pria,
sel-sel reproduksi yang mengandung setengah set kromosom
yang
dapat bergabung dengan gamet perempuan untuk membentuk zigot. Jika dibiarkan berkembang, zigot akan berubah menjadi embrio dan akhirnya akan tumbuh menjadi
bayi. Gamet jantan ditemukan dalam air mani, cairan yang dihasilkan oleh pria
untuk tujuan reproduksi. Komposisi semen bervariasi, tapi sperma pada umumnya
hanya terdiri dari persentase yang sangat kecil, biasanya kurang dari lima
persen dari total volume.
Dasar bagi produksi sel
unik ini diletakkan selama perkembangan janin. Sel-sel khusus yang dikenal
sebagai sel germinal bermigrasi ke
saluran reproduksi dan menetap di gonad. Selama pubertas, sel-sel mulai
membelah, menghasilkan sperma. Selama seumur hidup manusia, ia menghasilkan
miliaran sel-sel ini, dengan sekitar 50 juta yang dirilis dalam setiap
ejakulasi. Dari jutaan ini, pada pria yang aktif secara seksual, umumnya hanya
ratusan berhasil membuat jalan mereka ke dalam saluran reproduksi wanita, di mana mereka bersaing untuk
membuahi telur yang telah menanti.
Setelah sperma telah
diproduksi dalam gonad, mereka memerlukan waktu sekitar tujuh hari untuk
bekerja sendiri ke dalam posisi untuk ejakulasi. Sepanjang jalan, mereka
menjadi sangat terkonsentrasi, bersamaan dengan cairan yang diserap oleh
saluran reproduksi laki-laki untuk meninggalkan gamet padat di belakang.
Kelenjar menghasilkan konstituen lain dari air mani, termasuk senyawa yang
membuat air mani menggumpal saat pelepasan untuk memastikan bahwa hal itu tetap
dalam saluran reproduksi wanita bersama dengan gula yang memberikan nutrisi
untuk sperma karena mereka bekerja untuk menuju sel telur.
Struktur sel-sel sperma
meliputi kepala yang mengandung enzim yang dirancang untuk membantu sel
menembus sel telur. Sedangkan telur manusia sangatlah kecil, gamet pria jauh
lebih kecil, dan dinding luar sel telur pada dasarnya adalah sebuah dinding tak
tertembus tanpa enzim untuk membantu sel-sel membuat jalan masuk. Daerah yang
memanjang dari kepala disebut flagela dan bertindak untuk menghidupkan
sel-sel ketika mereka bergerak melalui saluran reproduksi. Ekor ini nantinya akan
mengantarkan ke tujuan mereka.
Sejumlah masalah dapat
terjadi selama spermatogenesis, ketika tubuh laki-laki membuat
sperma lebih banyak. Kesalahan selama pembelahan dapat menyebabkan kelainan kromosom, beberapa di antaranya dapat
berakibat fatal. Produksi dan kesehatan dari gamet juga dapat dibatasi oleh
faktor lingkungan. Ketika pasangan mengalami infertilitas, tes medis perlu dilakukan untuk mempelajari lebih
lanjut tentang penyebab dan mengidentifikasi rencana pengobatan yang potensial.
Pada pria dengan jumlah sperma rendah atau motilitas sperma terbatas, bisa
sulit untuk berhasil menghamili seorang wanita tanpa bantuan.
3.2 Siklus Ejakulasi
Ejakulasi
Ialah pengeluaran air mani dari penis sewaktu puncak
persetubuhan. Tahapannya adalah sebagai berikut:
3.3 Pengaruh Masturbasi Terhadap
Resiko Terkena Ejakulasi Dini
Apa itu Masturbasi? Masturbasi
merupakan pemuasan sendiri secara seksual tanpa hubungan sanggama (coitus), biasanya dengan tangan atau
benda lain. Hal ini sering dilakukan oleh muda-mudi dalam perkembangan fisik
dan psikoseksualnya. Masturbasi juga terjadi pada orang dewasa dalam keadaan
tertentu, biasanya puasa bersanggama (abstinensi),
dapat melakukan masturbasi sebagai penyalur nafsu syahwat. Secara psikologis,
apabila perbuatan masturbasi ini sifatnya sementara dan tidak disebabkan oleh
gangguan perkembangan psikoseksual, maka itu masih dapat dianggap sebagai dalam
batas-batas normal. Masturbasi menjadi kebiasaan buruk jika menimbulkan
goncangan pribadi dan emosi. Masturbasi merupakan salah satu perilaku seksual
pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan seksual secara wajar.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hampir semua pria dan sekitar 80% wanita
pernah melakukan masturbasi.
Pengaruh Masturbasi
Masturbasi sering dianggap
sebagai mitos dapat menyebabkan orang mengalami Ejakulasi Dini, mandul,
impotensi atau akibat lain seperti mata kabur ingatan menjadi kurang dan
tulang menjadi keropos. Anggapan yang salah itu dapat menimbulkan kecemasan
pada masyarakat terutama pada remaja karena takut akibat buruk seperti anggapan
mitos tersebut. Padahal justru kecemasan itulah yang pada akhirnya dapat
menimbulkan gangguan fungsi seksual. Kecemasan yang berlebihan, rasa bersalah,
dan krisis kepercayaan diri biasanya melanda pria yang memiliki kebiasaan ini.
Akibatnya bisa saja pria yang suka beronani dan mengalami masalah psikis,
menderita apa yang disebut gangguan ereksi dan ejakulasi dini. Banyak pelaku
masturbasi dihinggapi perasaan bersalah dan timbul sakit. Ditambah lagi takut
bila menikah nanti tidak mempunyai keturunan atau malah impoten, terutama pada
pria. Selain itu beberapa pria dalam kepercayaan tertentu mengaku takut
masturbasi sebagai suatu perbuatan dosa yang pada akhirnya pikiran dosa
berulang mengakibatkan gangguan psikis. Dari segi medis, pengaruh yang tidak
berbahaya bagi tubuh akibat masturbasi adalah perasaan senang nyaman dan pasca
orgasme, meningkatkan kualitas tidur, relaksasi otot-otot dan meningkatkan
suasana hati. Masturbasi juga memiliki efek negatif yaitu jika frekuensi
masturbasi cukup tinggi dengan kebiasaan tidak bersih dan kasar akan
menyebabkan luka, infeksi dan pembengkakan pada alat kelamin. Yang perlu
diingat masturbasi tidak menurunkan jumlah dan kualitas sperma sehingga tidak
menurunkan kesuburan. Bagaimana Mengontrol Kebiasaan Masturbasi? Cara
mengontrol kebiasaan masturbasi dapat melakukan beberapa cara seperti :
Berusahalah menyibukan diri dengan hal-hal positif bagi kehidupan dengan
mengalokasikan waktu tersebut pada hal yang lebih baik dan berguna, misalnya
dengan olahraga, main musik, atau hobi lainnya. Gunakan waktu luang untuk
beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai kepercayaan dan berkonsultasi
dengan pemuka agama untuk menambah pengetahuan agama serta mempertebal iman.
Jauhkan diri dari khayalan dan ilusi fantasi seksual. Memperkut kekuatan niat
dan hindari menghabiskan waktu sendirian. Berkumpul dan bersosialiasi dengan
saudara, kerabat dan teman-teman. Yang lebih penting dari itu adalah memperkuat
daya kemauan. Usaha itu hanya mungkin terwujud apabila seseorang secara jujur
dan tulus hendak melepaskan diri dari kebiasaan masturbasi. Maka Dari Itu…
Perkembangan seksualitas remaja telah mengakibatkan laki-laki mengalami
dorongan seksual yang tinggi ketika memasuki akhir dari usia remajanya. Pada
saat itu kadar hormon testosteronnya mengalami peningkatan. Arti dorongan
seksual ini sebenarnya adalah ketika seseorang laki-laki mulai merasa tertarik
terhadap aktivitas seksual. Kadar testosteron merupakan faktor yang berpengaruh
pada dorongan seksual pada laki-laki. Dorongan seksual pada remaja, pada
umumnya dihubungkan dengan kadar hormon yang berlebih. Masturbasi merupakan
upaya penyaluran energi atau dorongan seksual yang berlebih.
3.4 Jenis-Jenis Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini di bagi menjadi tiga derajat berdasarkan ringan beratnya
gangguan yaitu meliputi:
1. Ejakulasi Dini Ringan terjadi setelah beberapa kali gesekan
singkat.
2. Ejakulasi Dini Sedang terjadi setelah penis masuk ke
vagina.
3. Ejakulasi Dini Berat terjadi begitu penis menyentuh kelamin
wanita bagian luar atau ejakulasi terjadi sebelum penisnya menyentuh kelamin
wanita bagian luar.
3.5
Bahaya Ejakulasi Dini bagi pasangan suami istri
Ø
Pria
akan merasa tertekan hingga stress
Pria yang
mengalami ejakulasi dini akan merasa malu,
minder, hingga tertekan. Hal itu dikarenakan dirinya tidak dapat
memuaskan sang istri saat berhubungan badan.
Secara psikologis pria tersebut akan mengalami stress yang hanya akan
menyebabkan ejakulasi dininya makin parah.
Ø
Pria
akan terganggu kesehatannya
Ejakulasi
yang belum bisa dicegah dan disembuhkan pada pria dewasa bisa jadi mengganggu
kesehatan tubuhnya. Hal itu dikarenakan sang pria terlalu banyak berfikir keras
untuk mengtasi ejakulasi dini sehingga mengacuhkan semua hal, tak terkecuali
menjaga kesehatan tubuhnya. Akibatnya, pria tersebut menderita penyakit yang
menyerang tubuhnya. Hal itu sangat disayangkan karena sebenarnya ejakulasi dini
dapat dicegah dan disembuhkan.
Ø
Berdampak
psikologis pada wanita
Seorang
wanita akan merasa sangat kecewa dan tidak menutup kemungkinan dirinya akan
mengalami gangguan kejiwaan karena
seorang wanita membutuhkan waktu sekitar 60 menit untuk mencapai ke puncak
kenikmatan saat berhubungan intim. Durasi tersebut dimulai dari pemanasan (foreplay)
hingga orgasme pada alat vitalnya. Tentu tidak sebanding dengan pria yang
mengalami ejakulasi dini. Pasalya pria tersebut hanya membutuhkan waktu antara
10-15 menit untuk berorgasme dengan mengeluarkan cairan spermanya.
Sperma
dari tubulus seminiferus, retetesis, duktus defferent, epididimitis, vas
deferen, kontraksi otot polos vesica seminalis dan prostat yang akan menambah cairan ke sperma
sehigga disebut air mani duktus ejakulatoris, uretra.
BAB
IV
KESIMPULAN
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab
sebelumnya, penyusun dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut:
1. anatomi
fisiologi sistem reproduksi pria merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk
berkembang biak;
2. Ejakulasi
dini adalah ketidakmampuan mengontrol ejakulasi sehingga terjadi
dalam waktu singkat, yang tidak sesuai dengan keinginannya, sedangkan ejakulasi
sendiri adalah peristiwa penyemburan air mani ke luar secara mendadak yang
menandai klimaks bagi pria
4.2
Saran
Penyusun mengetahui
bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik dari bapak/ibu dosen sangat kami harapkan. Agar makalah ini bisa lebih
baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari.
BAB
V
DAFTAR
PUSTAKA
http : //www.Infokesehatan.com
http : //www.metroaktual.com
http : //www. Wikipedia.com
TERMINOLOGI
MEDIS
Glans penis: ujung penis yang berbentuk
seperti kerucut
Korona: Dasar glans penis
Sirkumsisi: pria yang tidak disunat
Kremaster: Otot yang berkontraksi
mengangkat testis mendekat ke tubuh
Gamet: sel yang diproduksi oleh
organisme untuk tujuan reproduksi seksual
Sel Leydig: Komponen penting dalam testis
yang berperan dalam fertilitas
Korda Spermatika : tabung yang berlangsung dari
masing-masing testis ke arah perut bagian bawah.
Semen : cairan yang terdiri atas sperma
dan cairan yang dihasilkan oleh berbagai kelenjar tambahan.
Sekret: cairan getah berwarna putih dan
lengket
Follicle Stimulating
Hormone : hormon
yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak yang merangsang produksi sperma
pada reproduksi pria dan sel telur pada reproduksi wanita
Luteinizing Hormone
: hormon hipofisis yang diperlukan untuk spermatogenesis
Ductus Ejaculatorius
: saluran
reproduksi yang berada dalam rongga tubuh yang bersama-sama dengan saluran kencing pada bagian pangkalnya
yang membentuk satu saluran yang menghubungkan kantung semen dengan urethra
untuk mengeluarkan sperma.
Cairan Alkalis : Cairan yang bersifat basa yang
memiliki PH diatas 7 yang berfungsi
untuk menetralisir asam yang ada pada saluran kandung kemih.
Cairan Seminalis : Cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar vesikula seminalis
Lapisan Visceral : lapisan perikardium yang
bersentuhan dengan lapisan luar otot jantung.
Mediastinum : Rongga antara paru-paru kanan
dan kiri
Lapisan Parietal : Lapisan paling luar dari
perikardium
Spermatozoa : sel reproduksi laki-laki yang
diproduksi oleh testis
Duktuli Eferentis : bagian dari kepala epididimitis
Maskulinasi : perkembangan karakteistik seksual
laki-laki
Spermatogonia : awal pembentukan sel sperma
Spermatozit : sel sperma pada tahap awal yang
dibagi menjadi primer dan sekunder
Spermatid : induk dari sel sperma
Ereksi : membesar atau meneganggnya pens akibat
adanya rangsangan seksual
Masturbasi : perangsangan seksualitas yang
sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk
memperoleh kepuasan dan kenikmatan seksual.
Orgasme : puncak kenikmatan seksual
Parasimpatis : bagian saraf otonom yang
berpusat di batang otak
Simpatis : saraf yang mempercepat denyut
jantung
Serotonin : zat yang dihasilkan oleh otak
manusia yang berfungsi mengatur proses ejakulasi
Neurotransmitter : penghantar bahan kimia dari sistem saraf
Dopamin /
Norepinefrin :
neurotransmitter yang diproduksi ddalam otak
Adrenalin /
Epinefrin :
hormon yang memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh
Defisiensi
Testosteron :
kekurangan hormon testosteron
Androstenedion : hormon adrenalin yang berfungsi
untuk mendorong/memacu testosteron
DHEA
(dehydroepiandrosterone) :
hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal yang digunakan untuk membentu
hormon pada organ reproduksi seperti estrogen dan progesteron pada wanita dan
hormon testosteron pada pria.
Testosteron : hormon seks pada pria
Estrogen : hormon seks pada wanita
asetilkolin : penyebab
impotensi dan ereksi lemah yang menyebabkan terjadinya ejakulasi dini.
Nitric Oxide : senyawa kimia atau semacam suplemen
Disfungsi Ereksi : gaangguan
proses ereksi pada laki-laki.
Penetrasi
: ketika penis masuk ke dalam vagina
Libido : gairah seksual
Anoreksia : kehilangan nafsu makan
Puboccoccygeus (PC)
: latihan otot
dasar panggul
Gynecologist : cabang ilmu kedokteran yang
khusus mempelajari penyakit-penyakit pada sistem reproduksi wanita
Tonus : kontraksi otot
Vacuum constriction : Pembedahan,
dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah penis
protesis penis : penis tiruan
Zigot :
sel yang terbentuk akibat bersatunya sel telur dan sel sperma
Embrio : sel / organisme yang hidup pada
masa di awal pertumbuhan
Germinal : sel asal telur dan sperma
Kromosom : struktur dalam inti sel yang
terdiri dari DNA yang terkait dengan histon dan protein lain
Infertilitas :
kelemahan pria untuk membuahi sel telur karena sperma yang bermasalah.
Coitus : persetubuhan / penyatuan
seksual antara laki-laki dan perempuan yang melibatkan penyisipan penis ke
dalam vagina.
Abstinensi : awal pemulihan