Minggu, 19 April 2015

EJAKULASI DINI
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Terminologi Medis
Nama Dosen : dr.Vita Rahmawati MH.Kes
Disusun oleh :
Rosadelima Mela Meilani
13.001.0 74
SEMESTER IVA



 








Akademi Perekam Medis dan Informatika Kesehatan
Jl. Supratman No 100 BLK Bandung
2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Mahakuasa karena atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
            Ucapan  Terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini karena atas bantuanya penulis bisa menyelesaikan laporan ini , penulis menyadari bila dalam penyusunan ini masih banyak kekurangan,  hal ini dikarenakan keterbatasan pegetahuan serta data yang penulis miliki. Namun penulis berusaha untuk menyajikan laporan ini dengan sebaik mungkin . untuk itu penulis memohon kritik dan saran dari seluruh pembaca.
                                                                                          

Bandung, 14  Februari 2015
                                                           
                                                                                                                                                                                                Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat...................................................................................................... 2
1.4 Rumusan Masalah....................................................................................... 3
BAB II TINJUAN PUSTAKA................................................ 4
2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Pria.................................................. 4
2.2  Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita......................................................... 11
2.3 Pengertian Ejakulasi Dini...........................................................................13
2.4 Tanda dan Gejala Ejakulasi Dini................................................................14
2.5 Penyebab Ejakulasi Dini.............................................................................16
2.6 Patofisologi Ejakulasi Dini......................................................................... 24
2.7  Diagnosis Ejakulasi Dini............................................................................ 25
2.8 Faktor Resiko Ejakulasi Dini...................................................................... 28
2.9 Manifestasi Klinik Ejakulasi Dini............................................................... 29
2.10 Pemeriksaan Fisik Ejakulasi Dini.............................................................. 29
2.11 Pemeriksaan Penunjang Ejakulasi Dini .................................................... 31
2.12  Pencegahan Ejakulasi Dini...................................................................... 31
2.13 Pengobatan Ejakulasi Dini........................................................................ 36
2.14 Penatalaksanaan Ejakulasi Dini................................................................36
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................37
3.1 Struktur Sperma..........................................................................................37
3.2 Siklus Ejakulasi..........................................................................................40
3.3 Pengaruh Masturbasi terhadap resiko terkena Ejakulasi Dini...................41
3.4 Jenis-Jenis Ejakulasi Dini..........................................................................43
3.5 Bahaya Ejakulasi Dini bagi Pasangan Suami Istri....................................44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................46
4.1 Kesimpulan................................................................................................46
4.2 Saran..........................................................................................................46
BAB V DAFTAR PUSTAKA........................................................................47
Terminologi Medis.........................................................................................48

















BAB 1
PENDAHULUAN
           
1.1          Latar Belakang
Sistem reproduksi Pria atau sistem kelamin pria terdiri dari sejumlah organ seks yang merupakan bagian dari proses reproduksi manusia. Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Tanda utama seorang pria sudah memasuki masa pubertas   adalah pada saat pria mengalami mimpi basah (Emisio Nocturnal) yang terjadi antara  usia 10-14 tahun. Mimpi basah adalah proses keluarnya cairan semen yang mengandung sel sperma pada saat tidur.  Sedangkan ejakulasi adalah proses pemakaian air mani dari penis, yang biasanya terjadi pada akhir siklus seksual laki-laki. Ketika seorang pria sedang terangsang secara seksual, kolam semen dalam saluran ejakulasi, yang terletak di mana vas deferens memenuhi vesikula seminalis, kelenjar prostat belakang dan di dalam panggul laki-laki. Ketika gairah seksual mencapai puncaknya, otot-otot dalam kontrak kelenjar penis dan prostat, memaksa air mani melalui uretra dan keluar dari ujung penis.
Kebanyakan laki-laki mengalami ejakulasi setelah mereka mulai melewati masa pubertas. Jumlah air mani umumnya sangat kecil pertama kalinya. Saat anak laki-laki melewati masa pubertas, jumlah air mani yang dilepaskan selama ejakulasi meningkat dan ejakulasi mengandung lebih banyak hidup sperma. Pria dapat melepaskan sesedikit 0,1 mililiter (mL) dan sebanyak 10 mL air mani, tergantung pada berapa lama sudah sejak terakhir ejakulasi, dan jumlah dan durasi rangsangan seksual sebelum ejakulasi. Beberapa pria mengalami masalah baik sesekali atau kronis dengan ejakulasi dini. Kondisi ini bisa terjadi karena stres fisik atau emosional, atau kurangnya kepercayaan.
1.2  Tujuan
1.      Mahasiswa mengetahui anatomi sistem reproduksi pria.
2.      Mahasiswa mengetahui struktur sperma pada sistem reproduksi  pria.
3.      Mahasiswa mengetahui pengaruh masturbasi terhadap resiko terkena Ejakulasi Dini.
4.      Untuk mengetahui bahaya Ejakulasi Dini bagi pasangan suami istri                                      
5.      Mahasiswa mengetahui penyebab, gejala, pemeriksaan, dan pengobatan pada penyakit Ejakulasi Dini.

1.3  Manfaat
1.                  Meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai anatomi system reproduksi pria.
2.                  Memahami dan mempelajari mengenai Ejakulasi Dini.




1.4  Rumusan Masalah
1.                  Bagaimana struktur sperma pada sistem reproduksi pria?
2.                  Bagaimana siklus/tahapan dari ejakulasi?
3.                  Bagaimana pengaruh masturbasi terhadap resiko terkena Ejakulasi Dini?
4.                  Apa saja jenis-jenis Ejakulasi Dini?
5.                  Apa saja bahaya Ejakulasi Dini bagi pasangan suami istri?


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Anatomi Sistem Reproduksi Pria
A.  Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar).


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibLXDsQDgbnQixtAxYI0PeXxS9WHTRRRkkKEFVompOsLY2j45o_RjogcmoHU7QNOBbyjUIy0lwh4EEJfLE01-BLfoSS9pneIQBMmH0rUGUsB4K4sKDalTwqcBE57D8GKjNHhcrbFBs0Q0/s320/gen-pria-copy.jpg
 



















1) Penis
Penis terdiri dari:
- Akar (menempel pada didnding perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
- Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

2.) Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat)

3.) Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
a)      Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b)      Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).















B. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian :


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsWZ-BSQEP-vqu1M-SwuC77yItXKwE3_3ikRsT5siKv-dV_Bd8xfLQJoR9aU_tiww7c6m4Kd5mYbk5L_wkiCsITDrDJ300wAVfSteRgzPtk9BU-q8EhJIcS1Vx4jeg4WHIX-E0AtxKl-8R/s1600/pria.png
 






















1.) Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.

2.) Uretra
Uretra berfungsi 2 fungsi:
- Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
- Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

3.) Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.
Prostat mengeluarkan sekret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
-         Lobus posterior
-         Lobus lateral
-         Lobus anterior
-         Lobus medial

Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.

4.) Vesikula seminalis
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.
Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen

C. Duktus Duktuli

1.) Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.

2.)    Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.

3.)    Uretra.
Uretra berfungsi 2 fungsi:
- Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
- Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

D. Bangunan Penyokong atau Penyambung
Funikulus Spermatikus Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf

2.2 Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
1. Hormon pada Laki-laki
Ø  FSH
Menstimulir spematogenesis.
Ø  LH
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
Ø  Testosteron
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
Efek hormon testoteron pada pria:
Sebelum lahir:
a)      Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b)      Mendorong penurunan testis ke skrotum











https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJBtlLZ1wETxc1IlOgz-wGFiHhFU5_3cm7X-2nLdl34d7fw7SuY01HgiivFvWvfQRhDtdBr27NiGfXAvpCfZ2jdknLTsqg4F3W2c3cxUgV5yrP2nCvGqyauhYkMq1HJqi1RqRIG5TFHkY/s320/19471%255B1%255D.jpg2. Spermatogenesis
















Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.

2.3  Pengertian Ejakulasi Dini


 










Ejakulasi dini (bahasa Inggris: Premature ejaculation) terjadi ketika pria mengalami orgasme dan mengeluarkan air mani setelah melakukan aktivitas seksual serta dengan stimulasi penis yang minimal. Hal tersebut dapat disebut ejakulasi secara cepat, klimaks cepat, atau klimaks sejak dini.
Meskipun pria yang mengalami ejakulasi dini menganggap dirinya tidak memiliki tenaga setelah ejakulasi, ternyata menurut penelitian banyak dari pria yang berharap bisa bertahan lebih lama.

Pria yang mengalami ejakulasi dini dilaporkan memiliki keharmonisan yang terganggu, dan terkadang menolak melakukan hubungan seksual karena merasa malu dengan penyakit yang dialami. Dibandingkan dengan pria, wanita tidak terlalu mempermasalahkan ejakulasi dini yang dialami pasangannya, tetapi dari beberapa penelitian menunjukkan kondisi tersebut yang menyebabkan ketidakharmonisan
2.4  Tanda dan Gejala Ejakulasi Dini
1.    Jika seseorang berejakulasi sebelum dirinya dan atau pasangannya merasa puas, maka bisa dianggap seseorang  menderita ejakulasi dini.
2.    Para profesional medis umumnya sepakat bahwa jika ejakulasi terjadi dalam waktu kurang dari 2 menit, maka seseorang  memiliki masalah ejakulasi yang terlalu cepat.
3.    Mengalami ereksi yang sangat cepat. Mungkin ini  dianggap  sebagai sesuatu yang positif, tapi jika ditinjau dari skala kinerja gairah seksual, maka hal tersebut bisa pula pertanda negatif. Jika skala kinerja seksual anda 1-10 ( dimana angka 1 adalah tahap awal gairah seks dan 10 adalah tahap ejakulasi). Seorang pria yang menderita ejakulasi dini berjalan melalui skala dari 1 sampai 10 jauh lebih cepat daripada rata-rata pria lainnya. Inilah sebabnya mengapa penderita ejakulasi dini bisa mendapatkan ereksi yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata pria lainnya.
4.    Selama hubungan seksual terjadi, sudah ada perasaan dari dalam diri  seseorang yang memberitahunya  bahwa kinerja seksualnya sedang tidak normal. Ini adalah gejala ejakulasi dini secara psikis.
5.    Seorang penderita dapat mengalami ejakulasi tanpa stimulasi seksual, baik itu fisik seperti rabaan dan ciuman, maupun mental seperti rangsangan visual, menonton film porno atau berkhayal erotis.
6.    Sebagian besar penderita mengalami ejakulasi hanya dengan rangsangan visual saja (mental). Ini disebabkan karena otot PC Muscle tidak cukup kuat untuk menahan desakan ejakulasi saat  secara visual terangsang. Jika seseorang menonton film porno dan mengalami orgasme maka itu adalah gejala ejakulasi dini.
7.    Kesulitan mengontrol ejakulasi  ketika kaki  melebar dan menyebar terpisah. Ketika seseorang yang menderita ejakulasi dini melakukan masturbasi, dia mungkin akan sulit mengendalikan ejakulasinya jika kedua kakinya menyebar terbuka (jauh terpisah satu sama lain). Namun, sebaliknya, ketika dia melakukan masturbasi dengan kaki menyentuh satu sama lain, dia akan lebih mampu mengontrol ejakulasinya.
8.    Ada tetes urin setelah selesai buang air kecil. Gejala yang satu ini agak kontroversial, karena tidak mempengaruhi semua penderita ejakulasi dini. Beberapa penderita ejakulasi dini melaporkan bahwa setelah selesai buang air kecil, mereka memiliki kecenderungan untuk menumpahkan beberapa tetes lagi. Para peneliti percaya bahwa penyebab hal ini adalah karena pasien ejakulasi dini memiliki otot PC yang sangat lemah yang menyebabkan tumpahan urin berlebihan.
2.5  Penyebab Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini adalah keluhan nomor satu wanita terhadap pria, seorang wanita pada umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai orgasme (puncak kenikmatan seksual). Jika pria membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk mencapai ejakulasi maka wanita umumnya butuh 5-10 menit untuk mendapatkan orgasmenya. Seorang pria disebut mengidap ejakulasi dini jika sudah berejakulasi sebelum pasangannya mengalami orgasme.
Istri yang kecewa karena suami terlalu cepat selesai tentu tidak mengenakkan bagi suami dan akan terus berimbas pada kondisi psikis dan membuat suami menjadi malu atau rendah diri. Karena itu jika masalah ejakulasi dini ini tidak diobati akan mengganggu keharmonisan rumah tangga.
Dari penelitian setidaknya ada banyak hal yang mempengaruhi mengapa seorang pria keluar terlalu cepat. Tetapi umumnya penyebab-penyebab itu dapat digolongkan menjadi dua faktor utama yaitu penyebab fisik dan psikis.
A.       Faktor penyebab fisik
Seperti dijelaskan sebelumnya, hubungan seks 5 menit atau ejakulasi dini adalah salah satu masalah seks yang banyak diderita kaum pria yang ditandai dengan ketidakmampuan menahan desakan ejakulasi saat menerima stimulasi seksual. Daya tahan rendah ini berkaitan dengan lemahnya fungsi saraf parasimpatis dan menonjolnya fungsi simpatis tubuh. Beberapa hal yang bersifat fisik dapat menyebabkan terjadinya ejakulasi dini pada pria, antara lain adanya perubahan pada kelenjar prostat, penyakit diabetes, gangguan pada saraf dan karena kegagalan dalam mengendalikan titik ejakulasi. Berikut ini beberapa faktor fisik yang dapat menyebabkan ejakulasi dini:
1.      Berkurangnya produksi serotonin
Serotonin adalah zat yang dihasilkan oleh otak manusia yang berfungsi mengatur proses ejakulasi. Zat serotonin disalurkan melalui neurotransmitter di otak untuk menghambat terjadinya ejakulasi.
Ketika tubuh pria memproduksi serotonin dalam jumlah sedikit, maka kondisi ini akan menghasilkan ejakulasi yang terlalu cepat. Menipisnya jumlah serotonin di otak dan saraf di tulang belakang yang memodulasi pergantian fungsi otonom otak dari mode parasimpatis ke mode simpatis (fungsi saraf dimana ejakulasi akan terjadi). Kekurangan serotonin secara berlebihan akan memicu perubahan dopamin/norepinefrin menjadi adrenalin (epinefrin) pada mode simpatis tubuh. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan suasana hati, kecemasan, stres, hipertensi dan kelelahan.
Secara alami, produksi serotonin mencapai puncaknya pada masa usia paruh baya dan jumlahnya akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Kendati demikian, seorang pria bisa menyiasati berkurangnya produksi serotonin dengan menjalankan hidup sehat, menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk, dan mengkonsumsi makanan penambah vitalitas pria.
2. Masalah hormon sebabkan ejakulasi dini
Kurangnya hormon Dopamin dalam otak juga dapat meyebabkan pria mengalami ejakulasi dini, kekurangan dopamin akan melemahkan fungsi hipofisis-testis dan fungsi tiroid. Sebagai hasilnya, pria akan mengalami defisiensi testosteron, kehilangan kejantanan, mengecilkan ukuran penis dan kehilangan rasa pecaya diri.
Terlalu sering mengeluarkan cairan kelenjar bulborethal yang mengandung prostaglandin E-2 yang merangsang pematangan atau pembukaan katup ejakulasi. Untuk memperpanjang ereksi selama 2-3 jam, tubuh membutuhkan banyak hormon seperti DHEA, androstenedion, testosteron dan estrogen.
Rendahnya produksi prostaglandin E-1 (PGE-1) akibat adanya penipisan zat kimia dan hormon. PGE-1 melemaskan jaringan spons penis dan meningkatkan sarap parasimpatis untuk ereksi yang keras. PGE-1 dapat menyebabkan penis ereksi dan bertambah panjang.

3. Gangguan sistem saraf menyebabkan ejakulasi dini
Gangguan sistem syaraf pada area genital (wilayah sekitar alat kelamin pria) juga bisa menyebabkan terjadinya ejakulasi dini. Sistem saraf alat kelamin berhubungan dengan kepekaan menanggapi rangsangan akibat bersentuhan dengan alat kelamin wanita. Pada saat alat kelamin pria terlalu responsif menanggapi stimulasi seksual, maka pria akan lebih cepat mengalami ejakulasi.
Penipisan otak dan penurunan tingkat asetilkolin sinaptik yang penting bagi komunikasi saraf, penginderaan dan fungsi pergantian energi yang dibutuhkan pada mode parasimpatis termasuk penurunan fungsi organ seks ketika ereksi terjadi. Defisiensi dari asetilkolin adalah penyebab impotensi dan ereksi lemah yang menyebabkan terjadinya ejakulasi dini. Hal ini juga yang akan menurunkan fungsi hati, fungsi adrenal dan testis yang mengakibatkan tubuh kekurangan Nitric Oxide, DHEA, androstenedion dan testosteron. Kurangnya hormon seks dalam otak menyebabkan pria kehilangan libido.
Terjadinya abrasi pada saluran-saluran ejakulasi prostat dan neuromuskuler menyebabkan terjadinya ejakulasi dini pada saat tubuh menerima stimulasi seksual baik itu melalui penglihatan, pendengaran maupun dengan penetrasi. Hal ini juga menyebabkan ukuran prostat membesar dan melemahkan kekuatan “semprotan” sperma ketika ejakulasi, dan melemahkan kontrol atas air seni. Secara umum diperlukan 3-12 bulan untuk memperbaiki ujung syaraf yang rusak dan memperbaiki pembesaran prostat bisa dilakukan dalam satu bulan.
Bukan hanya itu, gangguan sistem saraf pada seluruh kulit tubuh pria juga dapat berpengaruh pada sejumlah kasus penyebab ejakulasi dini. Misalnya, setelah mengalami kecelakaan kendaraan bermotor, seorang pria mengalami gangguan saraf menjadi lebih mudah terangsang ketika melihat seorang wanita seksi. Akibatnya, pria tersebut akan lebih sering berejakulasi tanpa ia kehendaki yang berujung pada disfungsi ereksi.



B. Faktor penyebab psikis (Non-Fisik)
Selain penyebab fisik, faktor-faktor non fisik juga memberi andil terjadinya ejakulasi dini pada pria. Misalnya, pasangan wanita sedang menderita sakit, tekanan kerja yang meningkat, masalah keluarga yang belum terselesaikan, orientasi seksual yang salah, kurang pengalaman dalam seks, suasana rumah yang tidak mendukung ketika bercinta, kecemasan, perasaan takut gagal dan fantasi seks yang berlebihan.
Ketakutan atau kegelisahan juga bisa menjadi penyebab ejakulasi dini. Beberapa contoh pikiran yang membuat pria berejakulasi dini adalah perasaan resah tidak bisa memuaskan pasangannya atau banyaknya pikiran tentang pekerjaan. Tekanan dari dalam inilah yang justru membuatnya orgasme lebih awal. Istri yang terlalu bersemangat juga bisa menyebabkan pria mengalami ejakulasi atau orgasme yang terlalu cepat.
1. Rangsangan seksual berlebihan sebabkan ejakulasi dini
Rangsangan berlebih adalah penyebab ejakulasi dini Salah satu faktor penyebab ejakulasi dini secara psikis adalah karena adanya rangsangan yang berlebihan. Hal ini biasanya dialami oleh pasangan muda, khususnya pada masa pengantin baru.
Gairah pria muda pada umumnya cenderung meledak-ledak ketika mereka baru pertama kali aktif melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Rangsangan yang diterima dan ditanggapi dengan frekuensi yang lebih sering akan menghasilkan dorongan seks yang berlebih pula.
Oleh karena itu, sering kita jumpai pria pengantin baru yang mengeluh karena penisnya terlalu cepat berejakulasi. Mereka tidak paham bahwa kondisi tersebut dinamakan ejakulasi dini. Namun seiring dengan bertambahnya waktu mereka akan semakin matang dalam menjalani kehidupan seksual sehingga mampu mengontrol rangsangan dan melakukan hubungan seks lebih lama dari biasanya. Hal ini membutuhkan waktu dan latihan yang berulang-ulang.

2. Faktor psikologis dan kejiwaan
Hal kedua yang menyebabkan pria mengalami ejakulasi dini adalah faktor psikologis atau kejiwaan. Pikiran yang cemas terhadap kondisi lingkungan, stres yang berlebihan, dan kegelisahan yang dibawa ke atas ranjang akan menyebabkan pikiran pria tidak bisa konsentrasi berhubungan seksual. Pikiran yang terbawa ke masalah lain di luar hubungan seksual akan menyebabkan pria ingin segera cepat-cepat menyelesaikan aktifitas seksualnya dengan pasangannya.
Saat sedang stres, cemas atau gelisah, jantung akan memompa lebih banyak darah dari biasanya ke seluruh tubuh termasuk ke penis. Detak jantung yang meningkat dan aliran darah yang deras akan merangsang kinerja seksual pria dan menyebabkannya tidak tahan lama atau cepat berejakulasi.
Faktor kecemasan juga menjadi alasan mengapa banyak pria yang sedang berselingkuh dan berhubungan seks dengan wanita yang bukan isteri sahnya akan mengalami ejakulasi dini. Pria tersebut was-was jika hubungan intim dengan wanita lain tersebut akan diketahui oleh orang lain. Akibatnya, pria tersebut ingin segera mencapai orgasme tanpa memperhatikan kondisi wanita apakah sudah mencapai puncak kenikmatan seksual atau belum.
Pengalaman seksual di masa muda juga turut memberi andil terjadinya ejakulasi dini secara psikis. Seks yang terburu-buru dan pengalaman seks yang tidak menyenangkan akan memberi respon pada otak untuk mempercepat proses ejakulasi. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap cepatnya terjadi ejakulasi.
3. Masturbasi yang terlalu sering
Masturbasi terlalu sering menyebabkan ejakulasi dini, apalagi jika masturbasi dilakukan dengan teknik yang salah. Masturbasi menyebabkan tubuh terbiasa berada dalam mode simpatis, sebuah mode tubuh yang bekerja ketika ejakulasi terjadi. Ejakulasi yang terlalu sering menyebabkan prostat memiliki refleks ejakulasi. Logikanya mirip dengan pelatihan respon intuitif pada seni bela diri yang mendorong respon simpatis otak.
Terlalu sering melakukan masturbasi akan menyebabkan terjadinya perubahan kimiawi di dalam tubuh. Masturbasi berlebih akan menstimulasi sistem syaraf parasimpatis dan menyebabkan tubuh memproduksi hormon seks sehingga fungsi tubuh masuk ke mode simpatik, sebuah mode dimana ejakulasi akan terjadi.
Demikian dua penyebab utama terjadinya ejakulasi dini. Setidaknya ada 4 cara mengatasi ejakulasi dini yang bisa anda praktekkan. Penyembuhan total sebaiknya melibatkan kedua belah pihak, suami dan istri. Komunikasi dan mencari jalan keluar bersama adalah solusi untuk menyembuhkan penyakit ejakulasi dini.
2.6  Patofisiologi Ejakulasi Dini
      Proses ejakulasi berada di bawah pengaruh saraf otonom. Asetilkolin berperan sebagai neurotransmitter ketika saraf simapatis mengaktifasi kontraksi dari leher kandung kemih, vesika seminalis dan vas deferens. Reflex ejakulasi berasal dari kontraksi otot bulbokavernosus dan ischiokavernosus serta di control oleh saraf pudendus.

      Singkatnya, ejakulasi terjadi karena mekanisme reflex yang di cetuskan oleh rangsangan pada penis melalui saraf sensorik pudendus yang terhubung dengan persarafan tulang belakang ( T12-L2 ) dan korteks sensorik ( salah satu bagian otak).
      Mengapa reflex ini dapat terjadi sebelum pria tersebut menginginkannya? Penelitian terakhir mengemukakan bahwa terdapat gangguan respon penis pria dengan ejakulasi dini. Penelitian yang dilakukan oleh Xin dan kawan-kawan serta di muat di dalam J.Urol mengukur kadar sensorik penis menggunakan biothesiometry pada pria dengan ejakulasi dini dan membandingkannya dengan kadar yang normal. Pada pria tanpa ejakulasi dini, pengukuran kadar sensitivitas penis meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Nemun pada pria dengan ejakulasi dini , justu sensitivitas semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Penelitian lanjutan mengemukakan bahwa pria dengan ejakulasi dini memiliki sensitivitas lebih tinggi daripada pria tanpa ejakulasi dini.

2.7  Diagnosis Ejakulasi Dini
Menurut European Urologists Association dalam guideline tahun 2009, dalam menegakkan diagnosis pasien dengan ejakulasi dini ada beberapa cara:
A.     Intravaginal Ejaculation Latency Time (IELT) yakni suatu metode dengan menggunakan stopwatch yang digunakan oleh pasien dengan cara menghitung berapa lama sejak mulai penetrasi seksual sampai timul ejakulasi. Seorang pria dikatakan mengalami ejakulasi dini jika IELT ≤ 2 menit.
B.     Premature Ejaculation Diagnostic Tool (PEDT) yakni suatu metode dengan menggunakan kuisioner berupa pertanyaan yang menyangkut tentang aktifitas seksual, kepuasan dan keluhan psikoogis pasien. Penilaian dari pemeriksaan ini adalah: ejakulasi dini jika skor PEDT ≥ 11, kemungkinan ejakulasi dini jika skor PEDT antara 9-10, normal jika PEDT ≤ 8.
C.     Arabic Index of Premature Ejaculation (AIPE): terdiri atas 7 pertnyaan kuisioner yang dikembangkan dari Saudi Arabia untuk menilai hasrat seksual, kekerasan ereksi untuk hubungan seksual yang memadai, waktu ejakulasi, control, kepuasan pasien dan pasangannya, kecemasan atau depresi.
Namun, metode yang paling direkomendasikan adalah metode yang kedua yakni, dengan PETD. Berikut petikannya:
Alat Diagnostik Ejakulasi Dini (Premature Ejaculation Diagnostic Tool/PEDT) Kuisioner ini untuk membantu mengidentifikasi pria yang bermasalah dengan ejakulasi yang terlalu cepat selama aktivitas seksual.




Definisi:
Ejakulasi disini artinya ejakuasi (mengeluarkan semen) setelah penetrasi (ketika penis masuk ke dalam vagina). Tabel kuisioner PETD

Tidak sulit
Sama sekali
Agak Sedikit
Sulit
Sulit
Sangat sulit
Sangat
sangat sulit

1
2
3
4
5

Hampir
Tidak pernah
atau tidak
pernah 0%
Kurang
dari
separuh
25%
Sekitar
Separuh
50%

Lebih
Dari
Separuh
75%
Hampir
Selalu
Atau
Selalu
100%

1
2
3
4
5

1
2
3
4
5

Tidak
sama sekali
Sedikit
Frustasi
Frustasi
Sangat
Frustasi
Sangat
Sangat
frustasi

1
2
3
4
5

1
2
3
4
5

2.8  Faktor Resiko Ejakulasi Dini
A. Disfungsi ereksi
      Disfungsi ereksi adalah gaangguan proses ereksi pada laki-laki. Ejakulasi dini dapat terjadi jika seseorang sering mengalami gangguan dalam mempertahankan ereksi secara konsisten.Perasaan takut kehilangan ereksi, menyebabkan seseorang terburu-buru untuk menyelesaikan hubungan seksual.

B.  Masalah kesehatan
      Masalah medis menyebabkan seseorang merasa cemas selama melakukan hubungan seks, seperti masalah jantung, dapat menyebabkan seseorang secara sadar terburu-buru untuk ejakulasi. Aterosklerosis ( penyempitan pembuluh darah ) menyebabkan aliran darah menuju penis, diabetes menyebabkan darah menjadi lebih kental sehingga mempengaruhi aliran darah menuju penis.


C.  Stress
      Stress dan tekanan emosional atau mental di segala bidang kehidupan dapat mempengaruhi terjadinya ejakulasi dini, sering membatasi keemampuan seseorang untuk menikmati dan focus selama hubungan seksual.

D. Obat tertentu
      Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi neurotransmitter dalam otak seperti trifluoperazine ( stelazine ) yang di gunakan untuk mengatasi kegelisahan dan masalah kesehatan mental.

2.9    Manifestasi Klinik
Ø  Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi dalam satu menit atau kurang pada saat melakukan penetrasi vagina.
Ø  Ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi pada semua atau hampir saat melakukan penetrasi vagina.
Ø  Kehidupan pribadi yang negative, seperti stress, frustasi atau menghindari keintiman seksual.

2.10     Pemeriksaan Fisik
A.  Mudah lelah, sulit berkonsentrasi, saat memiliki waktu luang lebih banyak di gunakan untuk melihat gambar, film ataupun berimajinasi tentang hal- hal yang membangkitkan libido.
B.      Sirkulasi                                                                                                          Hipertensi dan Aterosklerosis
C.      Integritas ego
Kecemasan, malas, takut ketidakmampuan dalam berhubungan seksual terutama kepada pasangan, pasangan tidak mampu menerima keadaan suaminya karena tidak mendapatkan kepuasan saat berhubungan seksual.

D.      Eliminasi
Normal

E.      Makanan/ cairan
Penurunan nafsu makan, anoreksia

F.      Nyeri/ kenyamanan
Tidak nyaman dalam berhubungan seksual

G.      Seksualitas
Ketidakmampuan dalam mempertahankan ejakulasi, penurunan libido

2.11                    Pemeriksaan Penunjang Ejakulasi Dini
      Pada pria dengan ejakulasi dini dan tanpa permasalahan medis umum lainnya, tidak ada pemeriksaan Lab konvensional yang dapat membantu atau mempengaruhi pemilihan jenis terapi.
      Pemeriksaan kadar testosterone dan prolactin serum cocok dilakukan jika ejakulasi dini di sertai dengan permasalahan impotensi.

2.12                      Pencegahan Ejakulasi Dini
      Ejakulasi dini kerap menghantui pasangan suami istri. Pola makan, gaya hidup dan lingkungan berperan penting dalam gangguan seksual tersebut. Berikut 10 cara mencegah ejakulasi dini yang bisa anda terapkan, supaya kehidupan rumah tangga anda semakin harmonis dan bahagia:

Ø  Penekanan batang penis
Begitu anda merasa sperma anda keluar, sebaiknya menekan batang penis menggunakan dua jari anda. Tujuannya supaya sperma tidak cepat keluar, saat anda sedang berhubungan intim.
Ø  Kacaukan pikiran
Agar tahan lama, anda bisa memikirkan suatu hal yang tidak berhubungan dengan aktivitas seks. Jadi ketika berhubungan seks, coba untuk mengalihkan perhatian dari aktivitas seks tersebut. Tujuannya utuk menahan terjadinya ejakulasi dini. Memang cara ini bisa mengurangi kenikmatan dalam berhubungan intim. Pasangan anda pun biasanya memahami kalau anda tidak menikmati hubungan tersebut..
Ø  Memakai kondom tebal
Sensitivitas penis bisa dikurangi dengan pemakaian kondom tebal. Metode ini dianggap ampuh dalam menghasilkan hubungan seks yang tahan lama. Karena dinding vagina tidak langsung bersentuhan dengan kulit penis yang sangat sensitif, terutama pada bagian kepala penis. Kenikmatan berhubungan intim bisa saja berkurang, baik dirasakan oleh anda maupun pasangan.
Ø  Konsumsi obat-obatan
Hormon serotonin berperan penting saat anda berhubungan intim. Anda bisa mengkonsumsi obat-obatan yang berkhasiat sebagai anti depresi dan meningkatkan kadar hormon serotonin. Sayangnya obat ini bisa membuat libido seks anda menurun dan ketergantungan. Resep dokter sangat diperlukan bila anda ingin mengkonsumsi obat tersebut.
Ø  Mencabut penis sebelum sperma keuar
Segera keluarkan penis anda dari vagina pasangan, bila telah merasa akan ejakulasi. Tenagkan pikiran dan mengalihkan pada urusan lainnya supaya ejakulasi dini bisa dihindari dan tetap menjaga kekuatan ereksi. Kondisi ini biasanya dibenci para wanita, karena mereka lebih menyukai kalau penetrasi dilakukan tanpa jeda hingga mencapai orgasme.
Ø  Operasi Saraf
Operasi saraf diyakini bisa meminimalisir terjadinya ejakulasi dini para pria. Beberapa negara telah menerapkan metode ini, sayangnya biayanya sangat mahal dan beresiko tinggi. Sehingga cara ini kurang popular di masyarakat kita.
Ø  Melatih Relaksasi
Latihan relaksasi pada tubuh dan pikiran anda sangat bermanfaat dalam mengurangi kecemasan dan ketegangan dalam berhubungan intim. Karena kecemasan dan ketegangan terbukti bisa memperparah ejakulasi dini. Anda bisa memanfaatkan berbagai musik relaksasi sambil berbaring untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Ø  Terapi Seksual
Cara mengontrol ejakulasi dini ini bisa dilakukan dengan bantuan pasangan anda. Istri bisa meng-onani suami yang sedang dalam kondisi berbaring telentang. Hal tersebut dilakukan hingga ejakulasi akan terjadi. Bila orgasme tau ejakulasi akan terjadi, pasangan anda bisa menekan penis memakai jari telunjuk, jari tengah dan ibu jari. Dilakukan beberapa detik guna mencegah ejakulasi terjadi . terapi seksual ini bisa anada terapkan berulang-ulang, hingga anda mendapatkan hasil yang optimal.
Ø  Latihan Kegel
      Latihan kegel biasanya diterapkan pada wanita guna mengontrol keluarnya urin. Tapi ternyata cara ini bisa diterapkan pada pria yang kerap mengalami ejakulasi dini. Latihan ini merupakan latihan otot dasar panggul Puboccoccygeus (PC) atau dikenal juga dengan istilah Pelvic Floor Muscle.
      Otot bagian ini biasa dikenal juga dengan istilah otot seksual. Dikarenakan fungsinya yang mendukung rectum, uterus, penis, vagina dan organ reproduksi lainnya yang bisa memungkinkan terjadinya ejakulasi pada pria dan wanita. Cara menemukan tempat otot tersebut berada bisa dengan cara menghentikan air kencing ketika sedang buang air kecil. Setidaknya anda melakukannya 3 kali supaya lokasi otot tersebut bisa terdeteksi. Metode latihan kegel ini diciptakan oleh Dr.Arnold Kegel.
      Dia adalah seorang gynecologist yang telah mengenalkan metode ini sejak 1945. Latihan kegel ini adalah serangkaian gerakan yang sangat bermanfaat dalam melatih kontraksi otot dasar panggul hingga berkali-kali. Tujuanya untuk meningkatkan kemampuan kontraksi otot dan tonus. Latihan ini baru kan kelihatan hasilnya setelah dilakukan minimal 6 minggu.
      Pola latihan ini ternyata telah dikembangkan oleh Zilberger sejak 1978. Penguatan berbagai otot panggul tetap menjadi fokus utama dalam latihan ini. Selain otot panggul menjadi kuat, penis anda juga terasa lebih kuat dan memuaskan dalam hubungan intim. Anda bisa melakukan pengencangan otot-otot tersebut minimal 10 kali dan mengendorkannya sebanyak 10 kali per harinya. Anda akan merasa terbiasa dalam penundaan ejakulasi, supaya anda bisa meraskan orgasme berkali-kali.
Ø  Memanfaatkan Ramuan Herbal
Berbagai obat herbal ditawarkan guna mengatasi keluhan ejakulasi dini. Obat herbal ini beredar dalam bentuk pil, kapsul, cair, dan sebagainya. Tetapi anda harus selektif dalam memilih obat herbal tersebut. Pastikan produk tersebut memang sangat berkhasiat dan telah dibuktikan banyak orang.
      Cermati segala kandungan produk apakah sudah terdaftar resmi di lembaga terkait, aturan pakai, efek samping dan lain sebagainya. Jangan sampai anda mengkonsumsi obat herbal palsu karena pasti sangat merugikan anda. Berbagai informasi produk herbal untuk ejakulasi dini yang telah terbukti berkhasiat bisa anda kumpulkan.
      Tujuannya meminimalisir anda salah dalam mengkonsumsi obat. Pastikan juga anda membeli produk tersebut pada penjual yang terpercaya. Sehingga apabila muncul hal yang tidak diinginkan, anda bisa menanyakan pada mereka. Jangan pernah coba-coba pada produk baru yang belum teruji kehebatan dan keamanannya. Karena itu sangat beresiko, karena tidak sedikit kasus yang berujung pada kematian.

2.13                      Pengobatan Ejakulasi Dini
Obat-obat yang sering dipakai, antara lain: Phosphodiesterase inhibitor (PDE), misalnya: sildenafil. Obat ini tidak boleh digunakan lebih satu kali dalam sehari. Digunakan sebagai pilihan pertama tanpa memandang penyebabnya, karena efektif bagi sebagian besar penderita disfungsi ereksi.
Cara lain adalah:
·           Vacuum constriction, Pembedahan, dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah penis (revaskularisasi).
·           Penis tiruan (protesis penis), merupakan pilihan terakhir jika semua upaya tidak memberikan hasil yang memadai.
2.14          Penatalaksanaan Ejakulasi Dini
Ø  Pertama-tama disarankan untuk melakukan sex therapy.
Ø  Jika sex therapy tidak berhasil, maka lakukan cara yang kedua yaitu menggunakan obat. Obat untuk mengatasi ejakulasi dini adalah obat yang berkhasiat mengontrol ejakulasi.
















BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Struktur Sperma
Sperma adalah gamet pria, sel-sel reproduksi yang mengandung setengah set kromosom yang dapat bergabung dengan gamet perempuan untuk membentuk zigot. Jika dibiarkan berkembang, zigot akan berubah menjadi embrio dan akhirnya akan tumbuh menjadi bayi. Gamet jantan ditemukan dalam air mani, cairan yang dihasilkan oleh pria untuk tujuan reproduksi. Komposisi semen bervariasi, tapi sperma pada umumnya hanya terdiri dari persentase yang sangat kecil, biasanya kurang dari lima persen dari total volume.
Dasar bagi produksi sel unik ini diletakkan selama perkembangan janin. Sel-sel khusus yang dikenal sebagai sel germinal bermigrasi ke saluran reproduksi dan menetap di gonad. Selama pubertas, sel-sel mulai membelah, menghasilkan sperma. Selama seumur hidup manusia, ia menghasilkan miliaran sel-sel ini, dengan sekitar 50 juta yang dirilis dalam setiap ejakulasi. Dari jutaan ini, pada pria yang aktif secara seksual, umumnya hanya ratusan berhasil membuat jalan mereka ke dalam saluran reproduksi wanita, di mana mereka bersaing untuk membuahi telur yang telah menanti.
Setelah sperma telah diproduksi dalam gonad, mereka memerlukan waktu sekitar tujuh hari untuk bekerja sendiri ke dalam posisi untuk ejakulasi. Sepanjang jalan, mereka menjadi sangat terkonsentrasi, bersamaan dengan cairan yang diserap oleh saluran reproduksi laki-laki untuk meninggalkan gamet padat di belakang. Kelenjar menghasilkan konstituen lain dari air mani, termasuk senyawa yang membuat air mani menggumpal saat pelepasan untuk memastikan bahwa hal itu tetap dalam saluran reproduksi wanita bersama dengan gula yang memberikan nutrisi untuk sperma karena mereka bekerja untuk menuju sel telur.
Struktur Sperma
     Struktur sel-sel sperma meliputi kepala yang mengandung enzim yang dirancang untuk membantu sel menembus sel telur. Sedangkan telur manusia sangatlah kecil, gamet pria jauh lebih kecil, dan dinding luar sel telur pada dasarnya adalah sebuah dinding tak tertembus tanpa enzim untuk membantu sel-sel membuat jalan masuk. Daerah yang memanjang dari kepala disebut flagela  dan bertindak untuk menghidupkan sel-sel ketika mereka bergerak melalui saluran reproduksi. Ekor ini nantinya akan mengantarkan ke tujuan mereka.
Sejumlah masalah dapat terjadi selama spermatogenesis, ketika tubuh laki-laki membuat sperma lebih banyak. Kesalahan selama pembelahan dapat menyebabkan kelainan kromosom, beberapa di antaranya dapat berakibat fatal. Produksi dan kesehatan dari gamet juga dapat dibatasi oleh faktor lingkungan. Ketika pasangan mengalami infertilitas, tes medis perlu dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang penyebab dan mengidentifikasi rencana pengobatan yang potensial. Pada pria dengan jumlah sperma rendah atau motilitas sperma terbatas, bisa sulit untuk berhasil menghamili seorang wanita tanpa bantuan.












3.2 Siklus Ejakulasi
Ejakulasi Ialah pengeluaran air mani dari penis sewaktu puncak persetubuhan. Tahapannya adalah sebagai berikut:



untitled 1
 















3.3 Pengaruh Masturbasi Terhadap Resiko Terkena Ejakulasi Dini
Apa itu Masturbasi? Masturbasi merupakan pemuasan sendiri secara seksual tanpa hubungan sanggama (coitus), biasanya dengan tangan atau benda lain. Hal ini sering dilakukan oleh muda-mudi dalam perkembangan fisik dan psikoseksualnya. Masturbasi juga terjadi pada orang dewasa dalam keadaan tertentu, biasanya puasa bersanggama (abstinensi), dapat melakukan masturbasi sebagai penyalur nafsu syahwat. Secara psikologis, apabila perbuatan masturbasi ini sifatnya sementara dan tidak disebabkan oleh gangguan perkembangan psikoseksual, maka itu masih dapat dianggap sebagai dalam batas-batas normal. Masturbasi menjadi kebiasaan buruk jika menimbulkan goncangan pribadi dan emosi. Masturbasi merupakan salah satu perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan seksual secara wajar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hampir semua pria dan sekitar 80% wanita pernah melakukan masturbasi.

Pengaruh Masturbasi
Masturbasi sering dianggap sebagai mitos dapat menyebabkan orang mengalami Ejakulasi Dini,  mandul,  impotensi atau akibat lain seperti mata kabur ingatan menjadi kurang dan tulang menjadi keropos. Anggapan yang salah itu dapat menimbulkan kecemasan pada masyarakat terutama pada remaja karena takut akibat buruk seperti anggapan mitos tersebut. Padahal justru kecemasan itulah yang pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan fungsi seksual. Kecemasan yang berlebihan, rasa bersalah, dan krisis kepercayaan diri biasanya melanda pria yang memiliki kebiasaan ini. Akibatnya bisa saja pria yang suka beronani dan mengalami masalah psikis, menderita apa yang disebut gangguan ereksi dan ejakulasi dini. Banyak pelaku masturbasi dihinggapi perasaan bersalah dan timbul sakit. Ditambah lagi takut bila menikah nanti tidak mempunyai keturunan atau malah impoten, terutama pada pria. Selain itu beberapa pria dalam kepercayaan tertentu mengaku takut masturbasi sebagai suatu perbuatan dosa yang pada akhirnya pikiran dosa berulang mengakibatkan gangguan psikis. Dari segi medis, pengaruh yang tidak berbahaya bagi tubuh akibat masturbasi adalah perasaan senang nyaman dan pasca orgasme, meningkatkan kualitas tidur, relaksasi otot-otot dan meningkatkan suasana hati. Masturbasi juga memiliki efek negatif yaitu jika frekuensi masturbasi cukup tinggi dengan kebiasaan tidak bersih dan kasar akan menyebabkan luka, infeksi dan pembengkakan pada alat kelamin. Yang perlu diingat masturbasi tidak menurunkan jumlah dan kualitas sperma sehingga tidak menurunkan kesuburan. Bagaimana Mengontrol Kebiasaan Masturbasi? Cara mengontrol kebiasaan masturbasi dapat melakukan beberapa cara seperti : Berusahalah menyibukan diri dengan hal-hal positif bagi kehidupan dengan mengalokasikan waktu tersebut pada hal yang lebih baik dan berguna, misalnya dengan olahraga, main musik, atau hobi lainnya. Gunakan waktu luang untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai kepercayaan dan berkonsultasi dengan pemuka agama untuk menambah pengetahuan agama serta mempertebal iman. Jauhkan diri dari khayalan dan ilusi fantasi seksual. Memperkut kekuatan niat dan hindari menghabiskan waktu sendirian. Berkumpul dan bersosialiasi dengan saudara, kerabat dan teman-teman. Yang lebih penting dari itu adalah memperkuat daya kemauan. Usaha itu hanya mungkin terwujud apabila seseorang secara jujur dan tulus hendak melepaskan diri dari kebiasaan masturbasi. Maka Dari Itu… Perkembangan seksualitas remaja telah mengakibatkan laki-laki mengalami dorongan seksual yang tinggi ketika memasuki akhir dari usia remajanya. Pada saat itu kadar hormon testosteronnya mengalami peningkatan. Arti dorongan seksual ini sebenarnya adalah ketika seseorang laki-laki mulai merasa tertarik terhadap aktivitas seksual. Kadar testosteron merupakan faktor yang berpengaruh pada dorongan seksual pada laki-laki. Dorongan seksual pada remaja, pada umumnya dihubungkan dengan kadar hormon yang berlebih. Masturbasi merupakan upaya penyaluran energi atau dorongan seksual yang berlebih.

3.4 Jenis-Jenis Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini di bagi menjadi tiga derajat berdasarkan ringan beratnya gangguan yaitu meliputi:
1.  Ejakulasi Dini Ringan terjadi setelah beberapa kali gesekan singkat.
2.  Ejakulasi  Dini Sedang terjadi setelah penis masuk ke vagina.
3.  Ejakulasi Dini Berat terjadi begitu penis menyentuh kelamin wanita bagian luar atau ejakulasi terjadi sebelum penisnya menyentuh kelamin wanita bagian luar.

3.5 Bahaya Ejakulasi Dini bagi pasangan suami istri
Ø   Pria akan merasa tertekan hingga stress
Pria yang mengalami ejakulasi dini akan merasa malu,  minder, hingga tertekan. Hal itu dikarenakan dirinya tidak dapat memuaskan sang istri saat berhubungan badan.  Secara psikologis pria tersebut akan mengalami stress yang hanya akan menyebabkan ejakulasi dininya makin parah.
Ø   Pria akan terganggu kesehatannya
Ejakulasi yang belum bisa dicegah dan disembuhkan pada pria dewasa bisa jadi mengganggu kesehatan tubuhnya. Hal itu dikarenakan sang pria terlalu banyak berfikir keras untuk mengtasi ejakulasi dini sehingga mengacuhkan semua hal, tak terkecuali menjaga kesehatan tubuhnya. Akibatnya, pria tersebut menderita penyakit yang menyerang tubuhnya. Hal itu sangat disayangkan karena sebenarnya ejakulasi dini dapat dicegah dan disembuhkan.


Ø   Berdampak psikologis pada wanita
Seorang wanita akan merasa sangat kecewa dan tidak menutup kemungkinan dirinya akan mengalami gangguan kejiwaan  karena seorang wanita membutuhkan waktu sekitar 60 menit untuk mencapai ke puncak kenikmatan saat berhubungan intim. Durasi tersebut dimulai dari pemanasan (foreplay) hingga orgasme pada alat vitalnya. Tentu tidak sebanding dengan pria yang mengalami ejakulasi dini. Pasalya pria tersebut hanya membutuhkan waktu antara 10-15 menit untuk berorgasme dengan mengeluarkan cairan spermanya.
Sperma dari tubulus seminiferus, retetesis, duktus defferent, epididimitis, vas deferen, kontraksi otot polos vesica seminalis dan  prostat yang akan menambah cairan ke sperma sehigga disebut air mani duktus ejakulatoris, uretra.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, penyusun dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut:
1.      anatomi fisiologi sistem reproduksi pria merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak;
2.      Ejakulasi dini adalah ketidakmampuan mengontrol ejakulasi sehingga terjadi dalam waktu singkat, yang tidak sesuai dengan keinginannya, sedangkan ejakulasi sendiri adalah peristiwa penyemburan air mani ke luar secara mendadak yang menandai klimaks bagi pria
4.2 Saran
Penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik dari bapak/ibu dosen sangat kami harapkan. Agar makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari.



BAB V
DAFTAR PUSTAKA

http : //www.Infokesehatan.com
http : //www.metroaktual.com
http : //www. Wikipedia.com












TERMINOLOGI MEDIS

Glans penis: ujung penis yang berbentuk seperti kerucut
Korona: Dasar glans penis
Sirkumsisi: pria yang tidak disunat
Kremaster: Otot yang berkontraksi mengangkat testis mendekat ke tubuh
Gamet: sel yang diproduksi oleh organisme untuk tujuan reproduksi seksual
Sel Leydig: Komponen penting dalam testis yang berperan dalam fertilitas
Korda Spermatika : tabung yang berlangsung dari masing-masing testis ke arah perut bagian bawah.
Semen : cairan yang terdiri atas sperma dan cairan yang dihasilkan oleh berbagai kelenjar tambahan.
Sekret: cairan getah berwarna putih dan lengket
Follicle Stimulating Hormone : hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak yang merangsang produksi sperma pada reproduksi pria dan sel telur pada reproduksi wanita
Luteinizing Hormone :  hormon hipofisis yang diperlukan untuk  spermatogenesis
Ductus Ejaculatorius : saluran reproduksi yang berada dalam rongga tubuh yang bersama-sama  dengan saluran kencing pada bagian pangkalnya yang membentuk satu saluran yang menghubungkan kantung semen dengan urethra untuk mengeluarkan sperma.
Cairan Alkalis : Cairan yang bersifat basa yang memiliki PH diatas 7  yang berfungsi untuk menetralisir asam yang ada pada saluran kandung kemih.
Cairan Seminalis : Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis
Lapisan Visceral : lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar otot jantung.
Mediastinum : Rongga antara paru-paru kanan dan kiri
Lapisan Parietal : Lapisan paling luar dari perikardium
Spermatozoa : sel reproduksi laki-laki yang diproduksi oleh testis
Duktuli Eferentis  : bagian dari kepala epididimitis
Maskulinasi : perkembangan karakteistik seksual laki-laki
Spermatogonia : awal pembentukan sel sperma
Spermatozit : sel sperma pada tahap awal yang dibagi menjadi primer dan sekunder
Spermatid : induk dari sel sperma
Ereksi  : membesar atau meneganggnya pens akibat adanya rangsangan seksual
Masturbasi : perangsangan seksualitas yang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk  memperoleh kepuasan dan kenikmatan seksual.
Orgasme : puncak kenikmatan seksual
Parasimpatis : bagian saraf otonom yang berpusat di batang otak
Simpatis : saraf yang mempercepat denyut jantung
Serotonin : zat yang dihasilkan oleh otak manusia yang berfungsi mengatur proses ejakulasi
Neurotransmitter : penghantar bahan kimia dari sistem saraf
Dopamin / Norepinefrin : neurotransmitter yang diproduksi ddalam otak
Adrenalin / Epinefrin : hormon yang memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh
Defisiensi Testosteron : kekurangan hormon testosteron
Androstenedion : hormon adrenalin yang berfungsi untuk mendorong/memacu testosteron
DHEA (dehydroepiandrosterone) : hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal yang digunakan untuk membentu hormon pada organ reproduksi seperti estrogen dan progesteron pada wanita dan hormon testosteron pada pria.
Testosteron : hormon seks pada pria
Estrogen : hormon seks pada wanita
asetilkolin : penyebab impotensi dan ereksi lemah yang menyebabkan terjadinya ejakulasi dini.
Nitric Oxide : senyawa kimia atau semacam suplemen
Disfungsi Ereksi : gaangguan proses ereksi pada laki-laki.
Penetrasi  : ketika penis masuk ke dalam vagina
Libido : gairah seksual
Anoreksia : kehilangan nafsu makan
Puboccoccygeus (PC) : latihan otot dasar panggul
Gynecologist : cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari penyakit-penyakit pada sistem reproduksi wanita
Tonus : kontraksi otot
Vacuum constriction : Pembedahan, dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah penis
protesis penis  : penis tiruan
Zigot :  sel yang terbentuk akibat bersatunya sel telur dan sel sperma
Embrio : sel / organisme yang hidup pada masa di awal pertumbuhan
Germinal : sel asal telur dan sperma
Kromosom : struktur dalam inti sel yang terdiri dari DNA yang terkait dengan histon dan protein lain
Infertilitas :  kelemahan pria untuk membuahi sel telur karena sperma yang bermasalah.
Coitus : persetubuhan / penyatuan seksual antara laki-laki dan perempuan yang melibatkan penyisipan penis ke dalam vagina.
Abstinensi : awal pemulihan